Bad People and Good People

Everyone is BAD PEOPLE. Karenanya, marilah kita berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah dan tutupilah aib-aib kami.

Everyone is GOOD PEOPLE. Karenanya, marilah kita berdoa, “Ya Tuhan kami, tambahkanlah kebaikan yang ada pada diri kami. Dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi petunjuk.

Berdoa
Berdoa

Tidak ada manusia yang benar-benar suci, begitu pula tidak ada manusia yang seluruhnya buruk. Manusia hidup dalam dualisme realitas yang saling tarik-menarik: kebaikan dan kejahatan.

Pertama sekali manusia mengenal dosa, mereka menggigil. Hati nurani mereka berontak dan berbicara bahwa itu merupakan suatu kesalahan. Sebagian manusia ada yang menyadarinya, dan sebagian yang lain mencoba bungkam. Mereka yang lain itu menutup telinga rapat-rapat saat nurani tercekik menjerit.

Tidak ada manusia yang ingin menjadi buruk, sejatinya. Tanyalah kepada mereka yang dianggap buruk oleh masyarakat, kenapa mereka memilih jalan itu? Sebagian mulai mencari dalih, tentang hidup yang menjadikan mereka demikian, atau tentang nasip yang terlalu berliku membuat alpa.

Baca Selengkapnya

Pesan Dari Tuhan

Saya percaya Tuhan membimbing kita, terkadang melalui hal-hal yang tidak terduga.

sujud
sumber: penulis165.esq-news.com

Karena belum mampu tertidur, setelah melihat beberapa film dan menjelajahi dunia maya, saya iseng menjenguk salah satu blog teman saya yang merangkap sebagai pelanggan hosting yang saya kelola. Nama blognya Melsupdate.com, sekilas nama itu mirip dengan acara yang dibawakan oleh Melaney Ricardo di ANTV. Teman saya itu memang bernama Melissa, dan dipanggil dengan sebutan Mel. Judul tulisan yang saya baca adalah “Hikmah Dimana Saja.”

Tulisan sederhana, namun ada pesan diakhir tulisan yang membuat saya tertekun: “Bukankah jodoh dan rejeki sudah ditulis di lauhmahfudz? Mengapa kebanyakan kita pusing-pusing memikirkan hal-hal yang sudah pasti? Tidakkah diri ingin mempersiapkan menghadapi kematian yang bisa datang kapanpun? Mengapa tidak kita berlomba-lomba dalam kebaikan saja?”

Bukan sekali-dua-kali ini, telah beberapa kali saya menemukan pesan sejenis. Bahkan, kemarin saya mendapatkan telepon ketika seorang teman membatalkan janji pertemuan karena salah seorang temannya kecelakaan. Awalnya saya pun ingin menjenguk, nahas teman tersebut telah lebih awal dipanggil Tuhan.

Baca Selengkapnya

Persembahan Untuk Tuhan

berdoa
sumber: indonesian.iloveallah.com
Jika Tuhan punya akun di dunia maya, tentu aku akan selalu mention Dia, juga memberikan surel/email untuk berkata setiap hari, “Tuhan, tidak ada yang kupersembahkan untukMu hari ini kecuali seluruh dosaku.

Setiap kebaikan akan selalu kembali kepada Tuhan, dan dosa adalah hak setiap manusia. Bagaimana kita mampu memberikan apa yang TIDAK kita miliki?

Aku melihat, terkadang manusia sombong. Mereka merasa setiap kebaikan yang mereka lakukan mampu membayar apa yang telah Tuhan berikan. Sekali-kali tidak. Setiap kebaikan yang kita lakukan tidak akan pernah mampu membayarnya, bahkan untuk setiap napas normal yang kita lakukan setiap hari. Bahkan tidak mampu membayar untuk setiap pergantian kulit setiap harinya.

Apa yang manusia miliki sebenarnya adalah dosa. Maka itu pula yang mampu aku persembahkan kepada Tuhan.

Baca Selengkapnya

Aku Menangis (Lagi)

Malam ini, aku menangis. Tepat saat seseorang memberikan tautan tentang sebuah tulisan berjudul “Karena Ukuran Kita Tak Sama” karya seorang Salim A. Fillah. Tulisan itu membuat aku ingin terus membaca tulisan berikutnya.

Dadaku bergetar, tentangnya yang dikisahkan oleh seorang Salim. Tentang banyak “nya” yang telah aku lupakan, terlupakan, atau memang sengaja aku ingin agar menjadi lupa. Dadaku hebat bergetar, hingga mungkin, rahang-rahang menjadi kaku setelahnya.

Sudah lama aku tidak menangis. Tidak seperti ini.

Terakhir aku menangis adalah kemarin. Saat gempa hebat melanda Aceh dan aku mengira kiamatlah hari itu akan tiba. Aku mengira tsunami akan kembali hadir di bumi ini. Dan aku, tetap aku, tanpa bekal yang cukup jika menghadap Tuhan nanti. Menangis di antara sujud-sujud yang lebih panjang dari biasanya.

Aku menangis. Aku tidak mengusapnya. Tidak mencoba agar ini berhenti. Aku membiarkannya. Memberikan diriku, hatiku, jiwaku, sedikit kesempatan untuk mengeja makna-makna yang Tuhan sampaikan melalui tangan-tangan yang lain. Aku ingin tangis ini tidak henti, tidak cukup sampai di sini.

Baca Selengkapnya

Bosan, Tuhan, Budak, dan Manusia

Kadang seseorang bisa menjadi begitu bosan dengan rutinitas harian mereka. Terkadang mereka bosan dengan pekerjaan yang dengannya mulut mereka tersuapi, kadang dengan pasangan yang telah memberi mereka anak. Dan beberapa orang aku ketahui mulai bosan dengan kehidupan, mereka bosan dengan Tuhan. Ada beberapa orang yang semakin hari semakin ramai di kalangan mereka. Mereka percaya bahwa alam mampu hadir tanpa peran Tuhan. Dan manusia mereka anggap berasal dari monyet.

Baiklah. Kita tidak akan membahas tentang mereka. Karena tugas kita adalah berbicara, mengajak dengan sebaik-baik bahasa dan perkataan. Masalah mereka menurut apa yang mereka pikirkan, atau apa yang kita pikirkan, itu adalah urusan Tuhan. Tugas kita bukan memaksa mereka, cuma Tuhan yang mampu memaksa. Tugas kita adalah cuma menyampaikan, apa yang semestinya tersampaikan.

Dan aku bosan. Aku mulai bosan dengan rutinitasku yang cuma hampir 24 jam berada di kamar bahkan tidak menjejakkan kaki ke pintu terluar atau pagar dari areal rumah ini. Sungguh aku bosan untuk terus berada di kamar. Aku ingin pergi, sama seperti orang pada umumnya: menikmati udara dan sinar mentari.

Aku bosan dengan laptopku yang cuma 1 jam aku matikan di antara 24 jam perputaran waktu sehari-semalam. Aku bosan dia tetap hidup dan terus bercahaya. Aku ingin di padam, lantas semua lampu juga aku matikan. Aku ingin nyenyak tertidur tanpa harus bangun dengan perasaan pelik dan gundah.

Baca Selengkapnya