Cerita Aninditha: Lelaki Layang-layang

Bergemuruh hati, kian menerpa
Entah mengapa sayangku tak kunjung reda
Padahal jauh di pelupuk mata terpejam asa
Tertinggal mimpi-mimpi yang kian merajut
Ia menjalin makna kata demi kata
Berjalan perlahan aku mengeja namamu
Huruf demi huruf
Kutata dengan bangga
Hingga bertaut menjadi Lelaki Layang-layang
Yang pergi menghilang
Walau mengambang
Aku tetap sayang…

(Januari, untuk Ditha)

Puisi ini karya temanku Windri Septi Januarini

Alhamdulillah

“Ben, si Datul dah pacaran ya sama Yuna?” Tiba-tiba aja kak Dar ngomong gitu.

“Hah, kak Dar kenal sama Yuna?” Tanyaku.

“Ya lah, dia kan abang letting kak Dar. Kami panggil dia papa.” Jawab kak Dar. “Dia serius sama datul, mo nikah.”

“Dia orangnya gmn? Baik?” Tanyaku

“Iya.” Jawab kak Dar.

“Apa dia suka mainin cewek?” Lanjutku.

“Enggak.” Jawab Kak Dar.

Baca Selengkapnya

Doa

Aku memiliki kebiasaan baru sudah 3 bulan ini. Setiap habis shalat, aku pasti berdoa untuk tiga orang. (Nama-nama orang tersebut hanya Aik yang kuberitahukan).

Aku berdoa kepada Allah agar selalu menjaga mereka, memberi mereka hidayah, dan membahagiakan mereka.

Aku berharap Allah mengabulkan doaku. Salah satu nama orang yang kudoakan itu adalah Aik.

PELAJARAN: Jawaban dan Tindakan

Tadi waktu final KONSEP TEKNOLOGI aku melihat sekeliling. Bagaimana sesama mahasiswa saling mencontek dan memberikan contekan. Soalnya tidak sulit, hanya berpikir dengan nalar. Namun mereka merasa ragu dengan jawaban mereka sendiri.

Jauh ke belakang aku menghubungkan kejadian hari ini dengan kejadian yang lain. Akhirnya aku mampu mengambil pelajaran:

Manusia menjadi peragu saat menjawab sebuah pertanyaan namun menjadi spontan ketika melakukan tindakan.

Itulah pelajaran hari ini tentang manusia.