Neraka Hati

Aku ingin tak peduli padamu, namun aku selalu menjadi peduli.

Aku ingin segera melupakanmu, namun kamu selalu dalam ingatanku.

Aku ingin membencimu, namun tahukah dirimu betapa aku saat ini begitu mencintaimu?

Aku ingin pergi jauh darimu, namun aku selalu merindukanmu di sisiku.

Aku ingin memalingkan wajahku darimu, namun parasmu selalu ada dalam hatiku.

Betapapun aku berbuat sesuatu, aku hanya dia yang tak pernah ada bukan? Aku tak pernah berada dalam posisi penting dihatimu. Aku hanya mereka yang kau jadikan pelampiasan. Dan aku segera muak dengan semua itu. Dan aku segera benci dengan tingkahmu. Dan aku menjadi benar-benar benci.

Awalnya aku merasa dirimu adalah jawaban pastiku. Awalnya aku merasa dirimu adalah anugerah Tuhan untukku. Bukankah dirimu mengetahui bahwa betapa aku ingin menikahimu? Namun sekarang itu bagai neraka. Neraka Hati, aku menamakannya.

Jauh di dalam hatiku jika kamu bisa menyelaminya, ada sebuah palung dalam. Di dalam palung itu ada sebuah peti besi yang terbungkus rapi oleh sutera tak bercacat. Tahukah kamu apa isi peti itu? Namamu!

Aku cemburu? Yah, kamu benar. Aku benar-benar cemburu!

Bagaimana mungkin makhluk yang hanya kamu ketahui dari chatting, makhluk yang hanya pernah kamu lihat fotonya, makhluk yang hanya berbicara lewat udara lebih kamu cintai daripada aku yang nyata.

Maaf, aku memang tak pandai merayu. Aku bukan tipikal pria seperti itu. Aku hanya seorang pria yang selalu menunggu dan berharap pasti bahwa Tuhan akan menurunkan sesosok bidadari untukku. Aku hanya mengharapkan itu.

Bahwa aku mencintaimu? Yah, itu yang terjadi saat ini. Itulah yang sedang berkelangsungan.

Aku berharap aku segera melupakanmu. Aku berharap bahwa esok dirimu sirna dihatiku. Aku berharap peti yang berada dalam palung terdalam hatiku berganti nama dengan nama seorang bidadari. Aku hanya berharap itu untuk masa depan kelak.

Bagaimana perasaanmu jika dirimu yang berada dalam posisiku. Posisi seseorang yang sedang mencintai seseorang lainnya namun orang lain itu ternyata lebih memilih mereka yang lain. Namun orang itu juga tetap memberi harapan kepadamu seolah kamu sedang dicintai padahal orang tersebut sama sekali tidak mencintaimu.

Dan tidakkah engkau melihat retakan pada palung-palung terdalam? Yang merekah bersama lempengengan yang terus bergerak. Terceruk. Dan saat awan menyentuh bumi, saat udara menjadi tak terkendali dan menghancurkan segala sesuatu.

Dan lihatlah bintang, yang berpendar oleh nyala api. Yang terus hidup hingga mati dalam ledakan indah membentuk mawar merah di langit.

Apakah engkau sering menatap angkasa? Bagaimana gumul-gumul awan yang saling menimpa. Bagaimana mendung tercipta?

Sungguh-sungguh-sungguh-sungguh-sungguh hati ini begitu sakit. Sungguh-sungguh-sungguh sakit sekali rasa hati ini. Hati yang terbakar oleh cemburu. Hati yang terduakan. Sama seperti perasaan Tuhan saat diduakan. Kamu telah syirik sayangku, kamu telah menduakan aku!

Taman Surga…

Dulu aku mengimpikannya, dulu aku begitu menginginkanmu bahkan hingga detik ini perasaan itu terus berkelangsungan. Berkembang pesat hingga aku menjadi aku yang ingin mengembangkan sayap menutupi dirimu dari dingin udara yang tak bersahabat, menjadi payungmu saat mentari terik menyengat, menjadi bilik untukmu berteduh saat hujan dan menjadi selimut untuk malam-malam dinginmu.

Aku ingin menjadi cahaya di malam. Cahaya yang tak perlu begitu terang. Hanya cahaya kecil yang lemah, cahaya yang cukup untuk dirimu merasa bahwa kamu tidak sedang berada dalam tempat yang gelap karena aku tahu kamu takut gelap.

Aku ingin menjadi lagu-lagu tembang kenanganmu untuk membawamu tidur dalam pelukan mimpi-mimpi indah. Karena aku tahu betapa banyak mimpi buruk yang terus menyertaimu.

Aku ingin menjadi seperti semua itu. Aku ingin menjadi pelindungmu. Namun rasanya itu hanya kekonyolanku. Aku tahu kamu tidak mengharapkan itu dariku, karena aku hanya pelampiasanmu. Aku tahu.

Aku ingin menyanyikan satu lagu kepadamu, namun seperti yang kamu tahu, aku tak pernah mampu mengingat syair-syair lagu.

Kamu, telah tinggal dalam hati
Dan takkan aku lepas lagi
Tetaplah kau di sini

Kamu, bagaikan bidadari
Datang dan turun ke bumi
Menetap dalam nadi

Kamu, wanita pilihanku
Kamu cinta matiku
Hiduplah bersamaku

Kamu, redakan ambisiku
Menepiskan khilafku
Bidadari surgaku

Bila kita bersama
Kita kan bahagia
Kan kudendangkan lagu
Itu hanya untukmu

Bila engkau pergi
Bawaku bersamamu
Karena aku setia padamu

Ku mohon padamu
Jadilah pengantinku
Aku takut kehilanganmu

Itu lagu yang selalu ingin kunyanyikan untukmu. Semoga engkau mengerti sekarang. Semoga engkau memahami apa makna Neraka Hati.

Bedah Buku LASKAR PELANGI

Tanda Tangan Andrea HirataHari ini, Sabtu 9 Februari 2008. Di gedung AAC Darussalam, Banda Aceh. Diadakan Bedah Buku yang menjadi Inspirational books of 2007, Buku Laskar Pelangi.

Awalnya 2-3 hari sebelum hari H, aku mengetahui info ini dari Bang Qudri, dia meng-sms diriku memberitakan akan diadakannya Bedah Buku Laskar Pelangi. Awalnya aku tak begitu tertarik, namun sesosok nama Andrea Hirata mampu membuatku mambalik hati. AKU IKUT !

Suasana acara bedah buku santai banget, dan aku baru tahu ternyata seorang Andrea Hirata adalah sosok yang kocak dan murah senyum. Ada kejadian menarik saat sesi berakhir dan kami ke depan gedung (di luar aula pertemuan) untuk session tanda tangan. Aku kira cuma aku saja yang membawa buku untuk ditandatangani, ternyata ada begitu banyak manusia yang berjubel yang haus akan tanda tangan si mr. soft playboy (Andrea Hirata). Aku sempat ditanya sama si ikal, “Dari kedokteran juga ya?” Aku jawab, “Bukan, teknik mesin.” Mungkin karena aku berkacama kuda yah makanya dia berasumsi demikian.

Dari banyaknya tanya jawab tersebut, aku jadi merindukan buku terakhir dari seri Tetralogy Laskar Pelangi: Maryamah Karpov. Andrea berkata bahwa di bukunya tersebut (Maryamah Karpov .red) akan banyak menceritakan tentang sisi keluarganya, tentang ibunya, tentang yang lainnya. Dan aku menjadi antusias, tak sabar menunggu.

Dalam bedah buku juga dikatakan bahwa Laskar Pelangi akan difilmkan. Disutradari oleh Riri Reza dan diproduksi oleh Miles Film. Jujur, disatu sisi aku senang Laskar Pelangi akan difilmkan, namun disatu sisi aku akan kecewa berat. Film membuat imajinasi terhenti, alih-alih aku takut apa yang kubayangkan selama aku berkelana dalam setiap seri dari tetralogy Laskar Pelangi tak akan menjadi seperti itu lagi. Film hanya akan membuat imajinasiku terhenti dan mati. Sama seperti saat ayat-ayat cinta difilmkan, aku kecewa.

Andrea juga berkata-kata tentang Laskar Pelangi in Action. Kepada semua orang yang bertanya tentang Lintang, mungkin di sana anda akan menemukan sosok Lintang.

Pada session tanya-jawab, banyak sekali yang bertanya tentang Lintang, tentang proses bagaimana Laskar Pelangi lahir, dll. Aku pun mengacungkan tangan saat session tanya-jawab dilakukan, namun sayangnya aku tak pernah terpanggil, aku tersisihkan. Alih-alih bertanya tentang Lintang, jika diberi kesempatan untuk bertanya, aku cuma ingin bertanya satu hal kepada sang Mr Soft Playboy, “Bang ikal, bagaimana dengan A Ling?” Cuma itu.

Huff, mau cerita apalagi yah? Oh iya, pada saat bedah buku juga dikatakan bagaimana kondisi penerbitan. Ternyata dunia penerbitan sedang megap-megap. Ironis.

Satu hal yang perlu diingat, Semua royalti dari buku Laskar Pelangi akan disumbangkan kepada Laskar Pelangi in Action untuk pendidikan anak-anak Bangka Belitong. So, DIHARAPKAN UNTUK TIDAK MEMBELI BUKU BAJAKAN !!!