Engkau gugur
hancur menjadi cabang
dari awal kokoh
menjadi seperti kapur
rapuh, hilang memutih ditelan air
waktu mengkeruhmu
Masih ingat awangku tentangmu
saat sayapmu masih dua
ketika kau mampu terbang ke nirwana
tidak tinggal setengah begini
jatuh menggelepar, lumpuh, kakimu piyu
napasmu cuma tinggal satu
Apa kakimu sekarang terpaku
namun mereka tidak menyayat lidahmu
dan tidak merantai tanganmu
maka bicaralah lalu tulislah
semua bahasa, kata, aksara
agar mereka tahu apa yang engkau tahu
Benar itu mutlak
jika Tuhan kata dia satu maka satulah
tak ada anak atau diperanak
maka tulislah
katakan kepada seluruh bangsa
bahwa Tuhan itu Esa
Mengapa takut
apa kata manusia itu buatmu kalut
lantas kau ikut mereka
dustakan Tuhanmu lantas menari bersama
kau juga ikut-ikut kata bahwa tentang Tuhan adalah dusta
Jangan jadi pengecut
jangan takut perutmu susut
jangan dusta
jangan dusta
jangan dusta
tetaplah dalam satu kata: Tuhan itu Esa
Hati-hati dengan ra’yu
kau bermain-main api di atas wahyu
jangan sekali-kali jangan
utamakan wahyu baru kemudian pikirmu
jangan kau pelintir wahyu cuma karena napsumu
Aku beri sayap agar engkau terbang
di atas kepala orang-orang
bilang kepada mereka
jalan Tuhan cuma satu
Baca Selengkapnya