Puisi Kutukan

Menjadi terkutuk aku…
maka terkutuklah semua yang ada dibumi
termasuk dirimu yang membaca diriku

tak pantaskah aku menjadi pecundang?
mengapa memaksa aku eksis
biarkan saja aku di sini menggelepar
dalam sunyi, sepi, hampa

padamkan semua cahaya
biarkan semuanya tanpa warna
cahaya hanya memberi sudut, arah, dan ruang
membuat segala perbedaan terlihat jelas
membuat ego menjadi gamblang

makilah !!!
makilah aku yang berbicara tanpa terikat bait
makilah aku yang berteriak tanpa mengeja huruf
atau aku yang terbang di ujung langit

siapakah yang awal?
putih atau hitam?
cahayakah yang mengerangi gelap
atau gelap yang menutupi cahaya?

wahai kamu yang terombang-ambing
yang masih berperang dengan diri sendiri
aku sudah khatam tentang itu
dirimu itu ternyata tak bermakna
jauh ribuan jutaan kali terlahir dan mati
yang ada hanya hampa dan kekosongan
yang kau cari tak pernah hilang,
karena ianya tak pernah ada

mengapa mengutuk langit yang berwarna?
langit tak pernah salah, sedari awal ia tercipta tanpa warna
yang salah adalah cahaya
cahaya yang memberi warna

Baca Selengkapnya

Antara Langit Biru dan Safana Sepi

Ben, lihatlah lautan ini. Airnya begitu biru, begitu banyak dengan buih yang membasahi pantai. Negeri ini seolah tidak akan pernah kering.

Laut? Aku tidak mampu melihat laut yang engkau ceritakan itu sahabat. Aku tidak melihatnya.

Yang kulihat hanyalah safana. Safana yang maha luas. Safana yang sepi, hanya ada semilir angin yang menggoyang rumput-rumput, dan gemerisik daun yang bersentuhan. Aneh tetapi, di safana ini aku tidak melihat hidup.

Apa yang engkau maksud Ben, aku tidak mengerti. Sepenuh aku tidak memahami ucapanmu itu. Kau meracau! Lihatlah laut biru ini. Tidakkah engkau merasakan sensasi pasir yang menggelitik kakimu, kesatnya garam yang menyetubuhi kulitmu. Ah, lihat itu! Serdadu ikan berlomba menjamah langit biru, tetapi mereka tak akan mampu. Laut adalah hidup mereka, sedang langit hanyalah mimpi.

Apakah aku buta? Bagaimana laut eksis di safana yang begitu nyata dan luas. Tidakkah engkau merasa rerumputan yang menggelayut di kakimu? Ah, hanya sayang. Safana ini begitu sepi, tak ada kehidupan di sini. Bahkan rerumputan yang menyelimuti seluruhnya hanyalah rerumputan kering yang mati, menunggu terbakar hingga semuanya menghitam menjadi abu, lalu membusuk dan menjadi humus. Menjadi ibu baru untuk rumput lain yang akan segera hidup.
Baca Selengkapnya

No Baru Untuk Jiwa Yang Baru

Huff… Akhirnya aku putuskan juga untuk mengganti nomor handphone-ku dengan nomor yang baru. Dan kali ini tidak semua orang ku kabari nomor hp-ku yang baru, hanya mereka yang kuanggap pantas dan menjadikan aku bukan hanya sekedar buangan yang kuberikan. Dan beberapa teman yang penting bagiku.

  1. Aik
  2. Fifi (Asrizal Luthfi)
  3. Bang Fachrol (an3uk)
  4. Afif (Novelis Yusaku)
  5. Rifka Aisyah
  6. Wendri Septi Januarini
  7. Nidya Ratih Anjarini
  8. Abdul Ghaffar
  9. Dessy Sumarlina

Cuma teman-teman itu saja yang ku berikan nomorku. Mudah-mudahan hidupku menjadi lebih fresh dengan nomor hp baru ini. Semoga…

Pria Matahari

Based from http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=8757

Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan.

Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia dan pria berkata ingin menjadi matahari. Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari, bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga.

Wanita berkata ingin menjadi rembulan dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari. Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu, tetapi pria ingin tetap jadi matahari.

Wanita berkata ingin menjadi Phoenix yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari.

Wanita tersenyum pahit dan kecewa. Wanita sudah berubah 3x namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari tanpa mau ikut berubah bersama wanita. Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari.

Pria merenung sendiri dan menatap matahari.

Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang dan terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga. Ini disebut kasih yaitu memberi tanpa pamrih.

Saat wanita jadi bulan, pria tetap menjadi matahari agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi. Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan siapakah yang ingat kepada matahari. Matahari rela memberikan cahaya nya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan, dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaan nya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut. Ini disebut dengan Pengorbanan, menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.

Saat wanita jadi Phoenix yang dapat terbang tinggi jauh ke langit bahkan di atas matahari, pria tetap selalu jadi matahari agar Phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan matahari tidak akan mencegahnya. Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh, namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix. Matahari selalu ada untuk Phoenix kapan pun ia mau kembali walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari. Tidak akan ada makhluk lain selain Phoenix yang bisa masuk ke dalam dan mendapatkan cinta nya. Ini disebut dengan Kesetiaan, walaupun ditinggal pergi dan dikhianati namun tetap menanti dan mau memaafkan.

Pria tidak pernah menyesal menjadi matahari bagi wanita.

Baca Selengkapnya

Sebongkah Letih

Letih ini menghimpitku
antara segempal atau sehasta
tak beraturan terurai mengacak nadi
bibir membiru aku keracunan
letih… teramat letih

Mengapa tak mendebat?
Mengapa cuma diam?
Mengapa cuma hening saat dirimu dipaksa?
Takutkah?

Teramat lama…
Letih yang terus berdenyut dari awal kehidupan
Setelah mati ribuan kali dan hidup ribuan
Letih itu tetap tersimpan di tempat yang sama

Tuhan,
kapan kau hancurkan dunia ini?
Hingga letih pun hancur
bersama dunia yang terhapus.

Baca Selengkapnya