gelombang

Gelombang

Aku pernah ada di tempat yang paling tinggi. Pernah pula aku jatuh ke tempat paling rendah. Bahkan menari di antara keduanya. Laksana gelombang. Pasang-surut silih berganti. Semisal roda, kadang di atas kadang di bawah. Aku berputar tanpa henti. Menuju lelah. Mencapai akhir.

Lantas aku pun diam, pada satu titik. Berdiam yang lama sekali. Menyudutkan pandanganku cuma tertuju kepada bumi. Bertanya, sampai kapan aku akan terus begini. Hidup dalam gelombang. Hidup dalam pusaran yang tak pernah mengenal kata henti.

Aku ingin seperti dulu. Saat aku hidup di atas. Ketika jarak aku dan Dia sangat dekat, bahkan lebih dekat dari urat nadi. Ketika aku benar-benar merasa, bahwa kedekatan kami begitu erat. Sampai kemudian iblis pun datang dengan merangkak, pelan-pelan masuk ke dalam hati. Saat dia bercerita, tidak ada lagi langit di atasku ini.

Baca Selengkapnya