ABC Negeri Cinta

Kerinduan yang bagaimana jikalah semua telah ada di depan mata. Ketika semua tabir-tabir hati telah terbuka, dan keduanya telah saling memahami apa yang dirasa. Ketika Layla telah menerima Majnun dan begitu pula sebaliknya. Ketika Hawa telah berdiri di samping Adam. Ketika satu hembusan napas menjadi satu kesatuan. Namun saat itu kerinduan tetap hadir. Kerinduan yang bagaimana?

Aku selalu merindukan dia. Walau tidak sepatah mungkin terucap. Atau ketika beribu ucap tentang kerinduan hadir. Saat itu, kerinduan tetaplah ada. Tidak berkurang, bahkan semakin menjadi.

Aku ingat, dulu pernah ada sebuah cerita tentang kerinduan yang diibaratkan sepenuh lautan dan samudera, dan yang mengalir dari ucap adalah seperti apa yang menetes dari jarum yang dicelupkan ke dalam lautan, dan sebutir tetes itulah kerinduan yang hadir dari semua ucap. Lainnya, tetap menjadi lautan yang berisi palung-palung yang teramat dalam.

Bidadari ketiga. Sungguh aku rindu.

Baca Selengkapnya

Briptu Norman VS Justin Bieber

Ada dua kesamaan menarik antara Briptu Norman dan Justin Bieber, yaitu mereka sama-sama terkenal melalui jalur yang sama: YOUTUBE !!!

Namun sekarang mereka menjadi kentara. Tadi sore saya melihat di Global TV di acara Fokus Selebriti tentang Justin Bieber yang melakukan “kunjungan kerja” ke Indonesia. Bieber melakukan tour show dan salah satu negeri tujuannya adalah Indonesia, dia datang bersama Gomez pacarnya yang cantik bukan buatan. Dan lepas show mereka langsung tembak ke Bali, pulau dewata yang namun majalah Time berkata “Pulau Neraka”.

Justin Bieber membiarkan para fansnya menangis tersedu yang meminta bertemu dengan pujaan hati sang idolanya tersebut. Namun Bieber menampik. Mereka cuma membayar untuk melihat Justin Bieber show, bukan untuk jumpa fans. Saya sendiri saat itu merasa kasihan dengan para fans Bieber tersebut, kasihan dengan ketotolan mereka yang rela nangis darah karena Bieber sama sekali tidak menghargai keberadaan fans tersebut.

Saya juga menertawakan bahwa hal tersebut tidak sedikit pun membuat para fans itu tersadar bahwa Bieber sama sekali tidak menghargai mereka. Bieber cuma memanfaatkan mereka. Jujur, saya suka dengan lagu-lagu Justin Bieber namun tidak dengan sosok Bieber. Tidak ada yang saya idolakan dari sosok Justin Bieber yang cuma memiliki sifat kekanakan dan terlalu egois. Bieber sama sekali tidak pantas saya idolakan.

Baca Selengkapnya

Briptu Norman Tidak Lucu Lagi

Briptu Norman di media
dicomot dari blogartis.net
Tentu masih segar di dalam ingatan kita tentang tingkah polah Briptu Norman sang polisi yang menyanyikan lagu Chayya-chayya kemudian dipopulerkan di Youtube. Video Briptu Norman menjadi terkenal di sejagat dunia maya dengan judul Polisi Gorontalo Menggila. Tingkah polah polisi yang satu itu tentu sangat menghibur kita semua, termasuk saya tentunya.

Tetapi sekarang Briptu Norman tidak lucu lagi. Semenjak aksinya di panggung hiburan, bahkan show di mana-mana, saya merasa aksi Briptu Norman itu hambar. Terlebih, setiap beraksi Briptu Norman selalu menggunakan seragam dinas kepolisian. Entah mengapa, saya merasa kesatuan dinas kepolisian seperti agak dilecehkan. Seragam yang biasanya membuat setiap orang segan sekarang tidak lagi seperti dulu. Bukan berarti itu lebih baik, malah menurut saya lebih buruk.

Mungkin kepolisian ingin melepas citranya yang angker, doyan korupsi, dan tidak ramah masyarakat. Karena semboyan polisi adalah “Melayani Masyarakat” sehingga pihak kepolisian merasa berkah dengan hadirnya Briptu Norman. Bahkan menurut kabar senter yang beredar, sang polisi penggila India itu akan disekolah di sekolah Akting.

Baca Selengkapnya

Sufisme Dunia Maya

Simbol agama-agama
gambar.mitrasites.com
Aku adalah orang yang tertarik dengan hal-hal mistik setiap agama. Yup, setiap agama apapun juga. Seperti aku tertarik dengan hal-hal di luar kewajaran yang dibawakan oleh Walisongo, atau tentang betapa hebatnya perang Mahabharata. Aku pun tertarik dengan kisah-kisah para Santo, juga sama tertariknya bagaimana Budha menemukan pencerahannya.

Bagiku. Mistis yang di luar logika adalah sesuatu mutiara di mana dalam fana aku tidak menemukannya.

Aku pun bertemu dengan mereka yang mengakui bahwa mereka sufi. Menarik! Karena jarang sekali aku bertemu langsung dengan seorang sufi, terlebih yang mengaku-aku sufi. Mereka yang tidak gelap mata dengan dunia dan segala isinya, karena mereka memandang dunia hanyalah sebagai permainan fana.

Sufi yang nyentrik. Aku menemukannya di twitter. Aneh memang, seorang sufi di dunia twitter. Mentwit tentang apa itu sufistik, bagaimana proses dia ikut suluk dan menjalani hidup tasawuf.

Ada poin penting yang aku ingin garis bawahi tentang perjalanan pembelajaran orang tersebut. Ketika seorang mursyid bertanya dengan selembut bahasa, “Tuhan yang mana?” dan dia bercerita bahwa ketika itu pikirannya seperti dikuras habis untuk menjawab satu pertanyaan itu yang bagi kita menganggap enteng. TUHAN YANG MANA?

Baca Selengkapnya