Sebuah Iklan Indah Dari Google Chrome

Kisah Lia dan Dani terinspirasi oleh seluruh Ayah dan Ibu di dunia yang memanfaatkan Internet untuk melakukan hal-hal yang luar biasa, seperti berbagi momen-momen spesial dengan anak-anaknya.

Jika kamu ingin melakukan lebih banyak hal yang luar biasa dengan Internet, unduh Google Chrome pada tautan berikut ini.

www.google.co.id/chrome.

Iklan di atas selalu berhasil membuat aku menangis setiap menontonnya. Terkadang aku berpikir, jika aku telah memiliki anak kelak, aku akan melakukan hal yang serupa.

Baca Selengkapnya

Kita Tidak Butuh Pengecut di Sini

Memaki, menghina, berteriak di balik tirai adalah tindakan seorang pengecut. Maaf kawan, kita tidak membutuhkan pengecut di sini.

Setiap kesalahan harusnya memiliki hak tanya dan hak jawab. Setiap orang boleh bertanya: “mengapa kau menjadi sedemikian menyimpang?” Dan yang ditanya pun memiliki hak jawab, alasan kenapa dia melakukannya.

Tetapi, jika makian hadir, penghinaan, apakah itu sebuah tanya? Terlebih kepada seorang pengecut yang bertanya di balik tirai, kepada siapa hendak hak jawab itu dilayangkan.

Jika engkau lelaki, jadilah pejantan. Jangan terus hidup di balik bayang.

Teman. Ini adalah dunia. Kita nyata di sini. Semua orang memiliki andil, namun kita tidak butuh pengecut di sini.

Baca Selengkapnya

Antri Woy!

Beberapa hari yang lalu aku sungguh kesal. Sangat kesal! Darah rasanya naik ke ubun-ubun, tetapi aku tidak pernah bisa marah. Ketika aku mau marah, aku biasanya lebih sering memendam rasa amarah itu sendiri. Persoalannya sepele dan aku rasa hampir selalu terjadi di negeri yang “ngakunya” teramat kaya. Sebuah kejadian sistemik yang sulit sekali dibangun di dalam jiwa-jiwa penduduk negeri ini: “ANTRI“.

Setiap orang ingin cepat selesai. Ingin menjadi nomor satu tanpa mau menunggu. Dan setiap orang, dengan keegoisannya, selalu datang telat namun selalu ingin selesai cepat.

Kata Antri menjadi momok. Kadang aku suka sebal, dengan orang-orang yang tidak ingin mengantri. Bagiku, rasa kemanusiaan mereka sedikit terkikis, bahkan aku memasukkan mereka ke dalam kategori bebal yang bertambah-tambah. Dan parahnya lagi adalah mereka yang menitipkan antrian kepada mereka yang sudah lebih dahulu datang dan berada di depan.

Sungguh keterlaluan sekali aksi manusia yang tidak ingin ikut mengantri namun meminta jatah roti. Mereka yang tidak antri santai saja menunggu di pojok-pojok dingin tempat mereka berteduh, duduk leyeh berleha-leha, sedangkan orang yang antri harus siap berpanas ria dan kakinya gemetaran karena terlalu lama berdiri.

Baca Selengkapnya

dig @ns1.ai3.net itb.ac.id axfr

Berawal dari tutorialnya mbah fl3xu5 soal kecanggihan mencari informasi berdasarkan domain name service (DNS) aku mencoba trik tersebut pada host itb.ac.id.

Awalnya aku mencoba dig @ns1.itb.ac.id itb.ac.id namun ternyata tidak berhasil. Hasilnya malah seperti di bawah ini:

[baiquni@zx ~]$ dig @ns1.itb.ac.id itb.ac.id axfr
 
; < <>> DiG 9.3.6-P1-RedHat-9.3.6-16.P1.el5 < <>> @ns1.itb.ac.id itb.ac.id axfr
; (2 servers found)
;; global options:  printcmd
; Transfer failed.

Kemudian aku cek, apa saja name server yang menawangi itb.ac.id dengan perintah dig itb.ac.id ns sehingga menghasilkan output seperti di bawah ini:

; < <>> DiG 9.3.6-P1-RedHat-9.3.6-16.P1.el5 < <>> itb.ac.id ns
;; global options:  printcmd
;; Got answer:
;; ->>HEADER< <- opcode: QUERY, status: NOERROR, id: 7572
;; flags: qr rd ra; QUERY: 1, ANSWER: 5, AUTHORITY: 0, ADDITIONAL: 0
 
;; QUESTION SECTION:
;itb.ac.id.                     IN      NS
 
;; ANSWER SECTION:
itb.ac.id.              1340    IN      NS      ns2.itb.ac.id.
itb.ac.id.              1340    IN      NS      ns1.itb.ac.id.
itb.ac.id.              1340    IN      NS      ns3.itb.ac.id.
itb.ac.id.              1340    IN      NS      ns1.ai3.net.
itb.ac.id.              1340    IN      NS      sns-pb.isc.org.
 
;; Query time: 31 msec
;; SERVER: 4.2.2.1#53(4.2.2.1)

Baca Selengkapnya

Jadilah Dirimu Sendiri

Waktu Anda terbatas, jangan sia-siakan untuk menjalani kehidupan seperti orang lain. Jangan terjebak pada dogma, yang adalah hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan opini orang lain menenggelamkan suara di dalam Anda. Yang paling penting, beranilah mengikuti hati dan intuisimu yang entah bagaimana sudah tahu sesungguhnya Anda ingin menjadi apa

– Steve Jobs –