Memendam Rindu

Seseorang menuliskan namaku, “Muhammad Baiquni” di Google. Aku hanya tahu saja, apa yang terjadi pada seseorang itu. Aku cuma tahu, tidak lebih.

Nama-nama yang melumat hatinya mengalir pelan lewat ketikan-ketikan jemarinya. Memaksanya untuk melihat, membuka kerinduan, walau sekedar memandangi nama dan tempat seorang lelaki membongkar kata-kata.

Baca Selengkapnya

Aku Membosankan

Aku membosankan. Aku rasa, demikianlah aku.

Habis Isya tadi, begitu pulang, aku merasa sangat bosan. Dari sore tadi aku juga sangat bosan. Jujur, aku tidak tahu mengapa. Dan mengapa kita merasa bosan? Karena diri kitalah yang membosankan.

Aku mengetikkan hal tersebut di status facebook. Rata-rata teman mencoba menyemangati aku bahwa aku bukanlah orang yang membosankan. Beberapa bercerita bahwa mereka senang berada di dekatku, dan menunggu lawakan-lawakanku berikutnya. Bahkan seseorang sempat mengirimkan sebuah pesan, bertanya, apa yang terjadi padaku sebenarnya.

Tidak ada terjadi apa-apa selain aku mulai mengerti bahwa aku ini membosankan.

Baca Selengkapnya

Ketaatan Belum Lagi Hadir

Imanku masih belum sempurna.

Tadi siang, aku tertidur setelah membaca “Rahasia Selma” karya Linda Christanty sambil tiduran, mataku menutup. Dari ketika khutbah Ied Adha, aku sudah mengantuk. Setelah pulang, makan sebentar sembari menonton film Doraemon, selepas itu aku naik ke atas. Bosan, aku mengalihkan diri membaca. Ketika membaca itulah aku tertidur. Aku ingat, bab yang kubaca ketika itu adalah Mercusuar.

Ketika aku terlelap itu, ternyata sayup azan Zuhur berkumandang. Aku bisa mendengarkan dengan jelas bunyi suara azan, namun aku lebih memilih tetap tidur. Terlebih, saat itu hujan lebat sekali di luar. Aku semakin meringkuk, dingin, menina-bobokan diriku semakin dalam. Ada dua alasan yang aku coba-coba reka, pertama kantukku, kedua hujan saat itu.

Imanku belum lagi sempurna.

Baca Selengkapnya