Mengapa lautan terus berombak?
kepan mereda
seperti aliran sungai yang mengalir
kemana dia bermuara
Lelaki itu, lelaki yang menemani 23 tahun hidupku berdiri di ujung ombak, sedikit kakinya berpasir, basah. Telah separuh kain celananya pun ikut basah, namun dia seperti tidak hirau. Tidak juga dia mengangkat celana itu hingga ke lutut seperti yang orang-orang lakukan. Bagiku, dia selalu asing.
Kami berdua berjalan menyusuri bibir pantai, bibir yang tak lagi perawan. Di sana-sini penuh sampah. Mulai dari plastik, botol minuman, tali nilon, bahkan sisa arang yang belum lagi habis terbakar. Orang-orang sering mengadakan camping di sini, bagi mereka itu seperti menyatu dengan alam, tetapi mereka tidak pernah bersatu. Mereka cuma menjajah alam, menjamahnya lantas mencampakkan.