Memeluk Ayah 2

Kadang aku merasa menjadi lelaki itu tidak menyenangkan. Seorang lelaki tidak dengan bebas memeluk lelaki lain. Tidak seperti wanita, mereka bebas dengan ragam ekspresifnya. Seorang perempuan, memeluk perempuan yang lain, orang tidak akan salah duga. Beda dengan lelaki, mungkin banyak yang akan mencibir, atau bertanya: mungkin lelaki yang sedang berpelukan itu bukanlah seorang lelaki dengan orientasi seksual yang berbeda.

Aku iri dengan wanita. Mereka hidup dalam dunia penuh cinta. Orang tidak akan risih, dengan semua air mata yang tumpah dari mata seorang wanita. Beda dengan lelaki, jika seorang lelaki menangis, banyak orang mengira dia banci.

Ada seorang lelaki yang selalu ingin aku peluk. Tetapi, semakin aku dewasa, aku semakin malu untuk memeluknya. Seperti ada rasa janggal, seorang lelaki memeluk lelaki lainnya. Kadang, aku cuma bisa membayangkan, saat-saat dulu, saat aku dipeluk dari balik punggungnya.

Baca Selengkapnya

Keajaiban

Apa itu keajaiban? Tanyaku pada semua orang.

"Keajaiban adalah saat dirimu percaya bahwa kenyataan yang tidak mungkin menurutmu, terjadi asbab doamu terkabul." Ade

"Keajaiban itu kejutan dan bonus dari Allah untuk kita. Keajaiban itu datang dari luar perhitungan, prediksi, dan nalar. Dia datang begitu saja tanpa kita sangka-sangka." Atikah

"Keajaiban ketika kamu menemukan hati dan dirimu lapang dan tenang atas ikhwal hidup sebagai suatu karunia dari Tuhan." Abdul Ghaffar

"Ketika ada cewek yang mau sama loe." Aik

"Keajaiban adalah kesempatan untuk sebuah kemustahilan." Riza

Hal yang aku sebut di atas adalah beberapa jawaban dari beberapa orang yang membalas apa yang aku pertanyakan, tentang: keajaiban.

Semua orang pasti berpikir bahwa keajaiban itu adalah sesuatu yang mustahil, tidak terjelaskan, di luar nalar ataupun logika. Keajaiban hadir dalam bentuk tak terduga, tidak disangka. Keajaiban adalah sesuatu yang sulit untuk diprediksi, bahkan mungkin mustahil untuk terjadi. Begitulah keajaiban.

Benarkah?

Baca Selengkapnya

Berbagi Hati

Hatiku untukmu seperti hatimu yang kau berikan untukku. Cinta menembus segala batas, bahkan melewati sebelas dimensi. Sebuah pertemanan aku coba ukir, agar setiap kita bisa menyebutnya: ABADI.

berbagi hatiSuatu hari aku berkata, “hatiku sedang retak.

Dia gaduh. Bertanya. Memintaku buka suara. Aku heran, kenapa malah dia yang menangis. Dia yang membuang semesta air mata dari kedua bola matanya yang indah. Memintaku untuk bersuara, ada kisah apa di balik hati yang menjadi bongkah.

Aku diam. Bungkam. Memilih untuk menyimpan.

Dia masih menangis. Aku tidak kuat. Terutama saat bilang benci. Dia benci saat aku terluka, mungkin lebih besar dari perasaanku yang senang saat melihatnya bahagia. Aku pun tak kuat. Melihatnya menangis aku luluh. Aku masih menyimpan, namun aku katakan kepadanya, “aku butuh hati.

Untuk apa?” Tanyanya heran.

Agar hatiku telah rongsok bisa aku buang,” jawabku.

Lalu, aku bagaimana?” Dia heran.

Kita berbagi hati.” Cuma itu yang bisa aku jawab.

Baca Selengkapnya