Mengapa Lelaki Jatuh Cinta

Entah mengapa, tiba-tiba saja sebuah kenangan mengalir diantara hidup seorang lelaki. Aku, lelaki, hidup dengan dunia penuh kenangan.

Barusan, tiba-tiba sebuah alunan dari lagu “Sempurna” oleh Andra and The Back Bone hadir. Sebuah lagu yang mengingatkanku tentang hari jauh lampau, suatu ketika dimana hidupku penuh dengan kenangan cinta.

Masih jelas ingatku ketika aku pertama bertemu dengannya di pustaka, dia memberiku keripik ungu. Aku mengambilnya dengan tangan kiri karena cacatnya tangan kananku. Lantas begitu aku pulang, dia bertanya, “mengapa engkau mengambil dengan tangan kiri?” Aku ingat, hari itu adalah Jumat. Sama seperti hari ini.

Aku pun ingat, ketika sekotak tupperware terisi dengan misoa yang dibuatnya saat dia ingat bahwa dari dulu aku ingin sekali misoa, karena semenjak Ramadhan aku tidak memakan kue misoa. Buatannya enak, sangat enak dan aku memakannya dengan lahap. Aku tahu, dia membuatnya dengan cinta.

Atau ketika mie goreng yang sering dibuatnya diberikan kepadaku. Ketika aku katakan bahwa aku ingin merasakan mie goreng racikannya. Aku ingat, betapa enaknya mie goreng itu itu, karena aku tahu mie itu dibuat dengan cinta.

Saat itu, aku, lelaki, jatuh cinta.

Namun aku sebagai lelaki adalah yang tidak menghargai cinta. Ketika aku sedang jatuh cinta, dan dia sedang mencintaiku, aku malah bermain api. Melalui blog ini dia mulai membenciku. Ketika aku sedang mengejarnya, disaat yang sama aku bergumam dan mengingau tentang Sang Puteri.

Semua kegagalan cinta adalah salahku. Di awal salahkulah semua bermula.

Bukan salahnya yang membenciku, karena akulah sang pelaku sejati kesalahan. Ku tahu, dia adalah seseorang dengan penuh kelembutan. Seseorang yang lebih membutuhkan cinta daripada aku membutuhkan cinta. Tak apa jika cinta tak hadir menyapaku, toh aku adalah lelaki yang awal lahir hadir untuk ditakdirkan kesepian. Aku, lelaki hampa.

Entah mengapa, hingga saat ini aku belum mampu lupa. Hampir seribu hari telah datang dan pergi, namun rasanya butuh sejuta hari agar aku lupa bahwa aku pernah mencintai seseorang dengan sebenar-benar cinta. Bahkan hingga kapan dia sakit setiap bulannya, aku mengingat.

Lagu sempurna terus melantun. Kenangan itu menusuk hadir. Lelaki, aku menangis.

Hingga suatu ketika, aku melihat dia pada sosok yang lain. Seseorang yang berbeda dengan gaya yang sama. Entah mengapa, saat itu aku mulai suka.

Mengapa lelaki jatuh cinta? Sumpah aku tak tahu. Mungkin ini sebuah fitrah bahwa lelaki juga manusia. Bahwa lelaki membutuhkan seseorang di sampingnya, bahwa dia juga membutuhkan cinta.