Logaritma, Aku Terkagum

Diantara semua sahabat, ada seorang yang membuatku bangga. Aku ingin dia tak tahu betapa bangganya aku terhadapnya, karenanya marilah kita beri dia inisial “Logaritma“.

Aku punya beberapa sahabat, namun tak ada yang sedrastis dia. Keinginannya menjadi manusia yang terbaik dalam menjalankan agama membuatku terkagum. Engkau tahu kawan? Banyak kulihat orang-orang yang dulunya baik namun melemah karena kurangnya iman, atau mungkin karena kejenuhan. Terkadang mereka adalah orang-orang yang tidak tahan mendengarkan olok-olok dari sebagian orang.

Logaritma dulunya adalah sekumpulan mereka, kaum-kaum yang berada diambang olok-olok. Dulu dia adalah seorang yang memandang sebelah mata pada bidadari yang mencoba menjalankan keputusan Tuhan dengan segenap keikhlasan, orang-orang yang tidak cuma berucap cinta kepada Tuhan namun tanpa disertai dengan perbuatan, bukan mereka orang-orang yang berangan-angan tentang Tuhan.

Logaritma dulu memandang dalam ketidak-sukaan terhadap para bidadari.

Jika Tuhan berkehendak, maka terjadilah. Diutuskan beberapa bidadari kepada Logaritma. Dan Logaritma merasa begitu teduh diantara pada bidadari. Sebuah keputusan tepat diambilnya: aku juga ingin menjadi bidadari.

Dan engkau tahu teman? Aku begitu terkagum dengan sepenuh kekaguman kepadanya.

Aku menelitinya. Aku mencoba memahaminya. Aku mengikuti perkembangannya.

Terkadang aku beralih peran menjadi iblis. Aku menggoda. Terkadang dia tergoda, namun terlalu sering dia tak tergoda. Dan kesemuanya semakin membuatku terkagum.

Dan engkau tahu teman? Keinginannya semakin membuatnya melesat menuju gerbang bidadari.

Terkadang aku memberinya pelajaran. Lantas beberapa waktu kemudian aku memberinya ujian. Terkadang dia tak mampu melewati, namun lebih sering dia mampu melewati. Dan aku semakin kagum.

Engkau tahu bagaimana ketika dia berkata: “Aku ingin terus berada dalam keadaan ini, terus berada dalam ruang keimanan.”

Atau ketika keinginannya menutup auratnya dengan sesempurna penutupan. Betapa jarang kita menemukan sosok-sosok sepertinya, dimana bahkan yang dulu pernah menjadi bidadari harus turun derajat karena tak tahan dengan godaan dunia, atau mereka tak pernah mampu tahan dengan celaan dan olok-olok sebagian orang.

Dulu, kita ini dilahirkan asing, dan kelak akan kembali menjadi asing.

Maka, dimanakah kita akan menemukan Logaritma-logaritma berikutnya? Aku berharap, kekagumanmu tidak cuma tertuju pada seseorang. Aku terus menanti untuk kembali terkagum.