Black Hole

Aku baru selesai menonton anime One Piece episode 485. Di sana diceritakan salah satu toko antagonis yang bernama Marshal D. Teach yang memakan buah dark-dark fruit sehingga memiliki kekuatan berupa lubang hitam (black hole). Kekuatannya mampu menyerap semua kemampuan yang ada dan kemampuan buah lain tidak bermanfaat dihadapan kekuatannya. Walau buah tersebut bertipe logia, namun tidak serta merta Teach invisible terhadap serangan fisik seperti layaknya Ace dengan kekuatan apinya yang tidak mempan dengan serangan fisik.

Aku pun kemudian menatap diriku sendiri bahwa diriku memiliki sesuatu yang bisa disebut blackhole, sesuatu keadaan di mana aku menyerap keburukan-keburukan orang lain yang ada di sekitarku. Dan tidak cuma itu, aku pun memiliki sisi gelap yang kebanyakan orang tidak tahu. Sisi gelap yang cuma beberapa orang saja yang tahu.

Kadang aku merasa sangat bersalah dengan sisi gelap yang aku miliki, dan orang-orang yang menganggapku sebagai orang baik karena mereka tidak melihat sisi gelap yang ada pada diriku. Andai mereka tahu, pasti mereka akan sering memperguncingkan aku dengan segala kegelapan yang aku miliki.

Munafik? Aku rasa bukan karena menyembunyikan kegelapan kita lantas bertindak baik yang disebut munafik. Apakah lantas dengan membuka segala keburukan kita terhindar dari kemunafikan lantas berlari kepada arah kefasikan. Banyak logika yang salah berkembang di masyarakat apa yang disebut dengan munafik.

Munafik adalah engkau berjanji lantas engkau melanggar apa yang telah engkau sepakati terhadap dirimu sendiri.

Munafik adalah engkau diberikan amanah, lantas engkau berlari membelangi amanahmu itu. Sama halnya engkau dibebankan tanggung jawab, lantas engkau mengambil tanggung jawab yang lain sehingga engkau bingung dengan tanggung jawab yang engkau emban, lantas engkau tinggalkan amanah awal yang telah disematkan di punggungmu. Menurutku itulah kemunafikan.

Munafik juga berarti engkau mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan kepadamu.

Munafik juga berarti engkau meninggalkan jamaahmu, engkau meninggalkan subuhmu, dan engkau meninggalkan kesan-kesan bersama orang-orang beriman yang pernah duduk bersamamu. Dan aku adalah munafik.

Aku menatap segala hitam yang melumuriku. Sudah seperti lumpur. Terlalu hitam, liat, dan membuatku susah bergerak. Seperti lubang hitam, dan pasir hisap. Semakin aku bergerak, aku semakin tertelan.