Bergetar Ia dan Segalanya Bergetar

Bergetar hatiku amat hebat, berdebar kencang tak menentu saat pumbuluh menyempit, aliran darah menjadi begitu kencang, mengguncang nadi. Tuhan, mengapa ini kembali terjadi?

Aku jatuh cinta…

Entahlah, aku tidak mengerti apakah ini cinta atau hanya kekaguman biasa. Namun yakinlah wahai seseorang yang sedang kucintai, ku pastikan engkau tidak akan pernah mengetahui betapa aku mencintaimu. Tak akan kembali aku terperosok seperti dulu lagi, menjadi budak nafsuku dengan menggumbar kata-kata cinta. Aku berjanji, itu tidak akan terjadi lagi.

Tahukah kamu seseorang yang sedang kucintai? Terkadang air mataku menetes, berharap sangat Tuhan mencabut rasa yang mulai mengakar dihatiku ini karena ku mengerti; Sungguh tak pantas diriku bersanding dengan dirimu. Sungguh tak pantas sebelum aku juga memiliki keimanan setangguhmu.

Lelaki mana di dunia ini yang tak ingin mempersunting seorang bidadari? Lelaki mana? Katakan padaku.

Lelaki mana yang tidak menginginkan seorang istri yang memiliki keimanan baja, seseorang yang menahan perutnya di senin dan kamis, seseorang yang terjaga disepertiga malamnya. Lelaki mana? Katakan padaku.

Terkadang aku bergidik, betapa aku kagum. Lalu rasa iri pun muncul, dan sekejap rasa iri berubah menjadi sesuatu rasa yang manusia bumi katakan; itu cinta.

Sungguh, air mata ini menetes. Berharap cemas, terkadang bertanya dalam kalut, terombang-ambing dalam ketidakpastian rasa; adakah ini fitrah ataukah hiasan nafsu?

Teramat awal, seseorang pernah memperingatiku. ”Ben, hati-hati dengan hatimu. Hati-hati dengan virus merah jambu.” teramat awal seseorang telah memperingatiku.

Dan langit pun bergemuruh, bumi bergetar dengan frekuensi yang tak menentu. Irama amplitudo yang kacau, periode yang tak menentu. Lantas bagaimanakah menentukan persamaan untuk sesuatu yang begitu kacau?

Pernahkah engkau menatap aurora? Bagaimana ia tercipta. Atau pada saat matahari mengeluarkan jilatannya saat terjadi lesatan pada dalamnya dan bumi pun kehilangan eksistensi. Saat elektron-elektron menyembur dengan kecepatan menembus segala sesuatu menimbulkan gamma, alfa, beta. Ah.. sudahlah, tak perlu berceramah tentang apa yang tidak ku ketahui.

Aku jatuh cinta…

Dalam air mata, aku berharap cemas. Adakah Tuhan menuliskan di kitab-Nya bahwa aku akan menjadi pendampingmu? Berharap cemas aku memohon agar Dia menangguhkan hatimu hingga tegak punggungku berdiri mampu meminangmu. Namun akankah itu terwujud?

Huff, sudahlah…

Tak perlu bermimpi untuk sesuatu yang belum terjadi. Berjalanlah dengan tegap, seraya berharap; bila di dunia dia tiada semoga di surga dia telah menanti.

Aku yang sedang duduk di depan laptop, dengan iringan tilawah Q.S. Al-Mukminun yang dilantunkan Sudais, dengan air mata. Bergetarlah ia dan segalanya bergetar…