Sabtu, 30 Agustus 2008. Aku sms Kausar, teman haloqahku. “Sar, hari ini ada acara ke mana? Jalan-jalan yok sebelum puasa.”
“Kalau hari ini Kausar ga bisa Ben, mungkin besok jam-jam 11.00 baru bisa soalnya jam 8-10 ada acara di mesjid.”
Awalnya aku pun kecewa, tapi tadi pagi sekitar jam 8.30 Kausar telepon. “Ben, nanti jam 9.30 kita ke laut yaa.. Baiquni tunggu aja kabar dari Kausar, biar Kausar hubungi kawan-kawan yang lain.”
Sekitar jam 10.54 Kausar sms lagi memberikan kepastian, “Ben, Kausar tunggu di Sabang Travel di depan mesjid Lingke.”
Langsung aku telepon Kausar, “Sar, siapa aja yang pergi?”
“Kausar, Andri, Baldi, ama Beni. Faisal ga bisa, udah pulang kampoeng trus Iqbal ga diangkat Kausar telepon.”
Siap mandi, aku langsung berangkat ke Sabang Travel. Tidak ingin kejadian minggu sebelumnya terulang, aku membawa perlengkapan perang yang lebih lengkap; baju ganti, celana kain ganti, sarung, sempak, kaos dalam, handuk, dan tidak lupa plastik untuk membungkus baju basah nanti.
Sesampai di Sabang Travel ternyata baru aku sendiri, Andri dan Baldi belum sampai. Sekitar lima belas menit kemudian baru sampai Andriawan. Ternyata Andri tidak bawa perlengkapan perang apapun, akhirnya aku kawanin Andri ke rumahnya di daerah Pango, Ulee Kareng.
Setelah dari Pango, aku dan Andri balik lagi ke Sabang Travel. Sembari menunggu Baldi yang belum sampai, kami melihat-lihat youtube, blogsku, dan website www.sabangtravel.com.
Setelah Baldi datang, kami ke rumah saudara Baldi dulu yang ada di Lingke untuk menyimpan kereta. Jadi kereta yang kami gunakan cuma dua, yaitu kereta Kausar dan Andri. Butuh waktu sekitar lebih dari tiga puluh menit untuk mencapai tujuan. Kami berangkat menuju Benteng Inoeng Balee yang ada di Kreung Raya.
Subhanallah, pantai Inoeng Balee luar biasa bersih, jernih, dan mengagumkan. Aku masih bisa melihat jelas jari-jari kakiku di kedalaman air satu meteran. Di sana kami juga bisa melihat terumbu karang yang indah-indah.
Dua kali sudah aku pergi ke pantai Inoeng Balee, tetapi ini kali pertamanya aku berdiri di atas terumbu karang. Tadi, waktu menginjak terumbu karang, entah terinjak apa kakiku menjadi berlendir. Kausar, Baldi dan Andri tertawa melihat kakiku jadi aneh karena berlendir.
Dan ini juga pertama kalinya aku begitu jauh dari garis pantai, yaitu sekitar 30 meteran tetapi ketinggian air masih setinggi lutut. Memang sih di jarak 15 meter, kedalamannya setinggi dada tapi mendekati 30 meter pantainya naik lagi dan ada efek aneh, airnya tidak hangat tetapi dingin. Aku baru pertama kali merasakan ada air laut yang dingin tetapi itu hanya di bagian kaki, di bagian atasnya air tetap hangat. Anehnya lagi, fenomena air dingin itu ada pada pantai di 30 meter yang notabene lebih tinggi daripada di 15 meter, namun di 15 meter air masih hangat.
Ternyata di pantai ada juga Bang Wawan, tetangga depan rumahku dan ada juga Bang Taurisman, seorang komikus dari KTM Rongsokan IAIN. Mereka snorkling di sana (aku ga tahu cara nulis snorkling yang benar, kalau salah mohon ditegur). Mereka menyelam pakai kacamata yang ada pipanya buat bernafas, jadi tidak menggunakan tabung oksigen lagi.
Aku sempat meminjam snorklingnya bang Wawan. Subhanallah, indah bener terumbu karang jika dilihat dari dalam air.
Sudah dari minggu sebelumnya Aku dan Kausar berencana membeli snorkling, tetapi rencana ya tingga rencana. Hahahaha…
Ada kejadian menarik lainnya. Ketika kami kembali menuju pantai untuk makan, kami menemukan ganja di dekat tempat duduk kami. Jelas ganja itu bukan milik kami, soalnya kami berempat selain tidak merokok juga kami anak baik-baik. Aku pun iseng bercanda, “Ada korek ga? Kita bakar saja..”
Sayang, kami tidak berfoto ria di sana. Kausar malu foto-foto karena kami semua bertelanjang dada dan rata-rata perut temanku itu buncit-buncit semua, hahahaha…
Akhirnya jam 16.00 lewat kami pun memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang kami terkejut, ternyata ada sepasang kekasih sedang datang ke tempat itu. Astagfirullah, padahal pantai Inoeng Balee bukan pantai umumnya yang banyak didatangi orang-orang dan terlebih jalan yang harus dilalui begitu buruk. Entah apa yang akan mereka lakukan setelah kami pergi.
Akhirnya setelah sampai di rumah, aku pun menulis tulisan ini untuk dibagi bersama sebagai pengalamanku hari ini.
Nanti malam sudah tarawih, apakah aku sempat ya? Badan ini begitu penat dan lelah. Semoga saya Allah memberikan kekuatan lebih untuk melaksanakan tarawih nanti malam.
Oh ya, sebelum lupa aku ingin mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah puasa kepada semuanya. Jaga hati, jaga mata, jaga lidah, jaga telinga. Semoga Ramadhan kali ini tidak menjadi sia-sia dan semoa selepas ini kita menjadi mukmin sejati. Amin!
Allahu akbar !!!
Allahu akbar !!!
Allahu akbar !!!