Sepertinya status mahasiswa-ku telah membuat panik seisi dunia. Mulai dari Ayah, Mamak, sampai kakakku. Mulai dari nasehat, teguran, diam, dan sebagainya. Sebenarnya malu juga aku masih mahasiswa sementara teman-temanku yang lain sudah S2, kerja, atau beranak.
Tadi pagi, baru bangun aku disodorin Anda, kakakku, sebuah surat perjanjian. Isinya begini:
SURAT PERJANJIAN
PENYERAHAN SEPEDA MOTOR
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:– Nama : Muhammad Baiquni
– Lahir : Banda Aceh, 31 Maret 1986
– Anak dari : Poniman Usman dan Sarwati HamzahAkan menerima sebuah sepeda motor merek Honda dengan sistem fuel injection (Supra 125 PGMFI) dengan syarat akan segera menyelesaikan kuliah S1 pada Teknik Mesin Unsyiah dalam tempo 1 tahun terhitung semenjak saya menandatangani surat perjanjian ini. Syarat lain yang mengikuti adalah bersedia melakukan perawatan rutin dan berkala (service dan doorsmeer) pada sepeda motor yang saya gunakan.
Demikian surat perjanjian ini dibuat, saya akan melaksanakannya dan jika menyalahi perjanjian maka saya bersedia mengembalikan sepeda motor tersebut sekaligus biaya perawatan yang tidak pernah saya lakukan.
Banda Aceh, ……………………
Mengetahui,
Nurbariah (Pemberi Sepeda Motor) Poniman Usman (Saksi 1) Sarwati Hamzah (Saksi 2)
Tertanda,
Muhammad Baiquni (Penerima Sepeda Motor)
Baru bangun pagi di sodorin dengan surat perjanjian tersebut kontan saya ketawa. Tergelak malah.
Baiquni memang parah, bahkan seisi dunia dibuat panik jadinya.
Astagfirullah….