Mulai tanggal 1 April aku udah mulai mikir mau kasih kado apa buat Datul. Akhirnya dapat ide, mending kasi jam tangan aja soalnya aku belum pernah melihat dia menggunakan jam tangan.
Dari hari Kamis dah berusaha hubungi Ghaffar. Akhirnya kami janjian hari Jumat setelah habis shalat Jumat pergi berburu kado. Tapi Ghaffar ternyata punya schedule laen, akhirnya baru setelah selesai ashar kami berangkat.
Dari kampus teknik aku pergi ke mesjid Lampriek, soalnya Ghaffar telah menunggu di sana.
“Far, aku mo beli kado. Kadonya jam tangan. Dimana caranya ya?” Tanyaku .
“Ga tau juga aku Ben.” Jawab Ghaffar.
Pertama kami mengunjungi daerah Peunayong. Ternyata ada toko jam di sana yang ada di depan toko alat-alat pancing. Banyak jam di sana tapi ga ada yang menarik di hatiku.
Akhirnya kami mutar-mutar dulu dan akhirnya ke Pasar Aceh. Ternyata jam telah menunjukkan angka 17.30 WIB. Pasar Aceh mulai tutup.
Berputar-putar di dalam pasar, akhirnya kami menemukan jam yang cocok. Sebuah jam warna pink. Itu pun masih harus mikir panjang, soalnya ada jam warna coklat dengan warna yang sama.
Aku membayangkan datul menggunakan jam ini. Membayangkan dia cocoknya menggunakan jam yang berwarna coklat atau pink. Setelah setengah jam berpikir akhirnya aku memutuskan memilih jam warna pink.
Trus masalah berikutnya muncul, kotak yang ingin aku gunakan untuk membungkus kado. Aku teringat dengan dudukan handphone yang bisa ku gunakan sebagai tempat jam ( dulu aku pernah jadikan dudukan handphone sebagai tempat bertenggernya jam ). Kami pun memutuskan ke Pante Pirak.
Sayang, di Pante Pirak lantai 3 ternyata dudukan handphone yang tahun lalu aku beli ternyata tidak ada lagi. Aku pun memutuskan ke Barata. Namun, azan telah berkumandang akhirnya kami shalat ke mesjid Muhammadiyah di dekat toko buku Zikra lama.
Setelah shalat, kami ke Barata. Namun di sana juga tidak ada. Dan kami pun mutar-mutar ke seluruh penjuru Banda Aceh.
Kami baru pulang setelah jam 22:30 WIB.
Sabtu, 12 April 2008
Jam 11 aku janjian dengan Ghaffar untuk mencari kotak kado yang sempat tertunda kemarinnya. Akhirnya jam-jam 11.30 WIB aku ke KTM Rongsokan di IAIN Ar-Raniry, ketemu si Ghaffar.
Eh ternyata di sana banyak kawan lama, ya sudah kita ngobrol-ngobrol dulu hingga dhuhur.
Setelah dhuhur baru kami, Aku dan Ghaffar berangkat berburu kotak kado. Pertama-tama tujuannya ke Mitra, tetapi di sana ga ada, lalu ke Kemilau Ponsel juga ga ada. Akhirnya kami ke toko boneke-boneka yang ada di Darussalam (saya lupa namanya).
Di sana ternyata kotak itu ga ada juga. Tetapi di sana saya menemukan teman lama, Riski Febrian. Penampilannya telah berubah total. Dari dia Aku dapat info untuk beli kotak kado di toko New Prime di Jalan Ahmad Dahlan.
Aku dan Ghaffar meluncur ke sana. Ternyata aku kebingungan, jalan Ahmad Dahlan itu dimana, walau akhirnya baru ngeh kalau ternyata jalan Ahmad Dahlan itu berada di deretan toko buku zikra lama.
Setelah dari sana, aku mengantarkan si Ghaffar balik ke IAIN. Jam menunjukkan pukul 14:30 WIB.
Setelah itu telp Irfandi Djailani untuk berbicara soal website bem-arraniry.com yang sudah expired.
Baru pulang ke rumah lagi jam 18:30 WIB.
Badan ini rasanya mau remuk. Teringat ada liqo, tapi ga sanggup pergi. Ngantuk ga tahan akhirnya aku pun tertidur.
Terkejut, aku melihat jam ternyata sudah jam 2.17 WIB. Aku belum ngucapin met ultah buat datul, padahal rencananya mau ucapin pas jam 00.00 WIB.
Berharap, moga aja aku yang pertama ngucapin ultah ke dia.
Datul, selamat ulang tahun ya. Semoga semakin dewasa dan bijaksana, trus sifat keras kepalanya sedikit dihilangkan.
Menjadi tua itu memang keharusan tetapi menjadi dewasa adalah sebuah pilihan.