Kesepian

Sepi… Sepi…

Sepi itu memuncak menjadi semakin tak kumengerti. Adakah dia menjadi pemicu? Aku sungguh tak mengerti.

Rasa sepi itu begitu terasa, menggigit, dan hampir-hampir aku setengah mati.

Ahh, andai ada yang mampu memahami. Andai…

Bahkan Wendri pun tidak, bahkan teman-temanku yang lain.

Takdirku untuk selalu sendiri. Atau memang aku yang menutup diri?

Rasa sepi yang tak akan terbantahkan, bahkan Taman Surga tak mampu mendebatnya. Tak seorang pun. TAK SEORANG PUN!

Teman, andai engkau mengerti. Andai engkau mengerti…