Cahaya, Sepi, dan Waktu

Diantara kelam, ku berharap engkau datang
andai kau tahu bagaimana rasa kesepian
atau ketika malam tak berbintang
dan waktu berhenti berjalan bersama gerakan
seluruh dunia, bayu, dan rotasi terhenti
kita berirama bersama diam

Pernahkah engkau melihat bagaimana cahaya melesat?
diantara pertentangan gelombang dan partikel
tak peduli dia diantara ruang hampa
atau ketika hitam menyelimuti semesta
cahayaku tak pernah sampai ujung surga

Atau saat massa terdesak oleh gelapnya massa
mengkerut menghancurkan
bahkan oleh dirinya sendiri
dari awal kembang menjadi setitik hitam
sebuah lubang mematikan
kau sebut dia kelam

Sungguh, kesepian begitu hebat
apa yang kuceritakan tak pernah sampai pengungkapan
aku tak tahu lagi bagaimana harus berkata
bahkan tatkala suara menjadi tak lagi bermakna
kesepian, kesunyian, kehampaan,
demikian pekat adanya

Cahaya telah lama pudar
buram, hilang, tersedot lubang hitam
konstan dia berjalan mulai teragukan
awal dari semua adalah hitam
cahaya hanyalah anomali sebuah keadaan
hitam awal dan hitam akhir
dari tiada menjadi tak pernah ada
demikianlah sepi, demikianlah hampa
begitu adanya.

Banda Aceh, 13 Juli 2009 – 03:24 WIB