“Jika diberi pilihan, pilih SURGA atau NERAKA?”
Mending pilih neraka Ben! Bisa ketemu Brad Pitt ama bininya…. ;P
Aku ga percaya Tuhan Ben, sama seperti aku tidak percaya keberadaan surga dan neraka!
Ahhh… ntahlah, aku yang salah atau mereka. Namun yang jelas hidup adalah pilihan!
Mungkin di dunia ini kita bisa saja memaki Tuhan, berbicara dengan lantang mencaci kebenaran, namun kembali lagi; ITU ADALAH PILIHAN. Sama seperti Tuhan menciptakan Surga dan Neraka, lalu membuat kita menentukan pilihan.
Dalam setiap kitab setiap agama, para nabi, rasul, mesiah, avatar berbicara tentang keduanya. Tentang tempat tujuan yang disebut surga dan neraka, sebagian menyebutnya nirwana, moshsa, atau apapun itu dengan tujuan yang sama. Mereka berbicara tentang tempat yang sama, tempat yang diciptakan Tuhan sebagai pilihan akhir jalan hidup manusia.
Teman, jangan terlalu lancang dengan Tuhan!
Ada sebuah sarikata yang menarik: Berbuatlah kejahatan semaumu semampu kau menahan siksa neraka.
Terkadang kita menganggap enteng perkara neraka. Dulu aku juga demikian, memandang enteng neraka serasa ia adalah suatu hal yang amat sepele. Terlalu menganggap Tuhan berwelas-asih serasa Dia tidak akan memasukkan aku ke dalam jurang itu. Namun itu hanya anggapan yang salah. Memang benar Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Pengampun, namun jika di dalam hati kita tidak pernah ada kasih dan tak pernah memohon ampun apa yang harus Tuhan kasihi dan Tuhan ampuni?
Sebenarnya apa sih itu Neraka dan Surga?
Mengapa manusia harus selalu diingatkan akan keduanya. Selalu sedari kecil kita terdokrin tentang itu semua, bahkan syahdan saat manusia pertama menginjakkan kakinya ke bumi ini, saat Adam dan Hawa mulai mengembangkan sayap rezim kemanusiaan.
Pernah ada seseorang bertanya, “Bagaimana kamu yakin surga dan neraka itu benar-benar tercipta. Apa kamu percaya sedangkan melihatnya saja belum pernah?”
Terkadang ada beberapa hal di dunia yang yang sudah menjadi aksioma. Saya rasa perkara Tuhan ada atau tidak bukan pertanyaan yang relevan di dunia yang sudah maju sekarang ini. Bukankah ilmu pengetahuan sudah membuktikan betapa dunia ini tidak terjadi dengan se-enak perut namun didasarkan oleh perhitungan. Lalu jika Tuhan berbicara tentang surga dan neraka, maka itu sudah menjadi semacam bentuk aksioma yang baru yang tidak patut dipertanyakan. “Saya percaya sama seperti saya mempercayai Tuhan, karena sama masih memiliki hati yang terdapat iman!”
Bersambung….