Humor yang Bijak

Ini cerita gw dapat dari kaskus. Ada 2 cerita.

Cerita #1

Ada suami-istri yang cekcok setiap hari. Akhirnya suatu hari si suami merasa bete dan pergi ke warnet. Di warnet, dia chatting dengan seorang konsultan keluarga dan kesehatan, dan kebetulan orang tersebut adalah seorang dokter.

Suami (S) & Dokter (D)

S: Dok, saya sudah sangat tidak tahan lagi dengan tingkah istri saya…
D: Loh, memangnya kenapa?
S: Setiap saya berbicara dengannya, dia selalu cuekin saya. Saya menduga dia tuli!
D: Oh, begitu. Gampanglah. By the way, dia tuli pada jarak berapa meter?
S: Loh, memangnya kenapa dok?
D: Begini, tuli pada jarang 4 meter berbeda dosis obatnya dibanding tuli pada jarak 3 meter, 2 meter, apalagi 1 meter…
S: Oh begitu ya dok. Baiklah, kalau begitu saya coba cek di rumah.

Sesampai di rumah, dia menemukan istrinya sedang masak di dapur. Kemudian setelah dia mengukur, maka pada jarak 4 meter dia bertanya kepada istrinya.

“Istriku sedang memasak apa?” ternyata istrinya diam saja. Dia pun melangkah 1 meter lagi mendekati istrinya dan bertanya hal yang sama, “Istriku sekarang sedang masak apa?”

Tetapi istrinya pun masih diam. Lalu dia melangkah lagi 1 meter dan dengan perasaan dongkol dia bertanya lagi dengan berteriak kesal, “ISTRIKU SEKARANG SEDANG MASAK APA?!

Tiba-tiba suasana hening sejenak…

Kemudian istrinya berbalik dengan amarah yang tampak dari wajahnya, kemudian dia berteriak dengan lantang. “SUDAH KUBILANG 3 KALI, AKU MASAK RENDANG!!! RENDANG!!! RENDANG !!! MASA SIH KAU TAK DENGAR?!

Cerita #2

Suatu hari, di pagi hari dalam kelas yang semuanya diisi oleh calon mahasiswa baru, masuklah seorang kakak kelas dengan berakting marah yang luar biasa.

“Kalian semua memang goblok, masa semuanya tidak tahu yang namanya orang goblok, dasar goblok… Ayo yang goblok berdiri!”

Ya terang aja tidak ada yang mau berdiri, karena selain takut dimarahin kan yang berdiri artinya goblok.

“Yang goblok ayo berdiri!” perintahnya sekali lagi.

Suasana kelas pun hening mencekam, si kakak mulai merasa puas, hatinya berkata, “Hehehe… gua kerjain lu semua!”.

Tapi tiba-tiba ada seorang calon mahasiswa yang berdiri dengan sedikit ragu.

Kakak kelas (K) & Doni (D)

K: (Membentak!) Hei Siapa kamu?
D: Saya Doni, Kak!
K: O jadi ini rupanya orang yang membuat biang kerok, sehingga semuanya jadi goblok.
D: Maaf Kak, bukan saya…
K: Lha, bukan kamu! (Heran) Terus ngapain kamu berdiri dasar goblok!
D: Kata kakak kan tadi yang goblok harus berdiri… terus terang Kak, saya ga enak melihat kakak berdiri sendirian…

Pesan moral dari lelucon di atas adalah, kita terlalu sering mengintropeksi orang lain daripada intropeksi diri sendiri. Ibarat, gajah di pelupuk tidak terlihat namun semut di seberang lautan jelas terlihat.

Kekuatan kita habis untuk menyalahkan orang lain tanpa mau belajar dari diri kita sendiri atau menyalahkan diri sendiri. Selalu saja orang lain yang salah dan kita adalah benar.