Ternyata di rumah pamanku ini ada hantu.
Begini ceritanya, tadi malam waktu aku pulang, nenek yang membukakan pintu. Nenek tanya, “Lho, kok kamu baru pulang, terus waktu maghrib yang di atas siapa?”
Deg. Jantungku mulai tak karuan. Ditambah, mamak juga menyinggung hal yang serupa bahwa dikira aku itu ada di rumah, karena tadi Maghrib di kamar atas seperti ada orang berjalan kaki, tingkahnya sama sepertiku.
Masuk ke kamar tidur, aku checking di foursquare, sebuah sosial networking berbasis tempat. Isi pesannya: Ada hantu di rumah. Pesan serupa langsung terkirim juga ke facebook dan twitter secara otomatis.
Ternyata, kakakku yang pertama membalas postingan foursquare-ku yang otomatis tercetak di facebook. Dia juga punya pengalaman serupa, bak mandi yang baru diisi eh dalam 1 jam sudah ludes airnya. Tambahnya lagi, setelah dimarahi, bak mandi itu tidak ludes-ludes lagi. Tetapi dia memberi info yang menggantung, pakai embel-embel: “seperti kata cekpi” – Aku tidak tahu cekpi bilang apa.
Aku semakin merinding ketika tadi aku ke kamar mandi hendak gosok gigi dan mengambil wudhu. Shampoo yang aku letakkan di atas bak sudah berjatuhan di lantai. Sikat WC juga berserak, namun anehnya sekarang bak yang tadi siang aku lihat kotor sekarang sudah lumayan bersih dan airnya sudah lebih jernih dari sebelumnya. Tetapi, di lantai kamar mandi masih ada sisa-sisa tanah seperti lumpur. Air di bak pun tinggal dua pertiga dengan kamar mandi terbuka lebar tadi.
Sejauh ini aku belum melihat hal-hal yang terasa aneh, aku pun terlalu cuek dengan hal seperti itu. Namun setelah diingat nenek, juga iya-kan dari mamak serta ditambah keterangan kakakku. Aku jadi merinding sendiri, terlebih aku tinggal sendiri di atas, si Agus saudaraku sedang di kampung, kena cacar.
>_<