Ah malam, mengapa membuat jantungku berdetak dengan sedemikian kencang.
Baiquni kenapa?
Angin malam menusuk dadaku. Memompa jantungku dengan tasbih degub yang tiada berjalan beriringan.
Apa yang telah kau sentuh?
Cuma 2 botol Tebs dan sepotong burger yang over sambal.
Lantas mengapa angin dan apa yang kau sentuh meminta jantungmu berdetak lebih kencang?
Apa mungkin karena rindu? Mungkin benar ini karena rindu. Mungkin benar ini karena rindu. Sungguh benar ini karena rindu.
Kebingungan-kebingungan ketika cinta menuntut hatimu tertunduk karena malu.
Dulu sekali engkau pernah jatuh cinta. Begitu jugakah rasa yang engkau tanggung?
Bolehkah aku tidak menjawabnya?
Adalah hakmu. Engkau berbicara atau bungkam!
Apakah engkau pernah merasa demam? Padahal yang engkau lihat cuma nama.