Ketika aku mencintai seseorang, aku ingin yang terbaik bagi kebahagian seseorang itu. Walau itu berarti, dia berbahagia dengan orang selain diriku. Bagiku itu bukan suatu masalah. Malah aku merasa senang, bahagia yang sulit untuk dijelaskan.
Seseorang yang aku cintai pernah bertanya kepadaku, mengapa aku selalu meminta dia untuk menyukai seseorang yang sedang dia cintai? Dalam artian, mengapa aku tidak memintanya untuk mencintai diriku sendiri.
Aku cuma ingin dia mencintaiku dengan setulus hati. Ketika di dalam hatinya aku mampu meraba ada orang lain di dalam sana, aku ingin dia menuntaskan dulu segala kegilaannya. Aku ingin dia mencerna, dia berpuas berjuang untuk cintanya. Saat dia telah lelah, saat dia telah berputus asa, saat itu ada aku di sana. Masih terus mencintainya.
Bagiku tidak masalah, ketika aku mencintai seseorang tanpa orang itu mencintai diriku. Sama sekali bukan masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika kami sudah saling berikrar untuk sehidup-semati atas jawaban cinta, ketika itu dalam hati-hati kami muncul pengkhianatan. Itu yang menjadi masalah. Namun, sebelum ucap kata itu tiba, aku ingin segalanya menjadi jelas, terang, dan sejujur-jujurnya.
Aku tidak pernah meminta dia mencintai diriku. Yang aku ingin cuma satu, dia tahu bahwa aku mencintai dirinya.
Baca Selengkapnya