Duhai Engkau Yang Begitu Lembut

Barusan tanpa tersadar aku menitikkan air mata. Aku melihat dia “Bidadari ketiga” di balik dunia maya, dan betapa aku tersadar betapa lembut hatinya, dan betapa kuat ghirahnya akan kemurnian mencapai Islam.

Detik itu, hatiku berdoa: “Ya Allah, catatlah dalam takdirku bahwa dia benar-benar akan menjadi bidadariku.

Duhai engkau yang begitu lembut. Yang tak pernah ingin menyakiti hati-hati manusia yang lain. Duhai engkau yang selalu bersyukur atas apa yang Allah turunkan kepadamu, dan yang bersabar atas apa yang Allah ujikan kepadamu. Duhai engkau yang selalu ingin berada di dalam jalan yang lurus.

Semakin hari, aku semakin mencintainya. Apa-apa yang telah dilewatinya, apa-apa yang diambil hikmah daripadanya. Bagiku, dia berjalan dengan mengambil hikmah dari apa yang dijalaninya. Juga bagiku, dia adalah sosok yang begitu lembut.

Jarang aku meneteskan air mata terhadapnya, namun rasanya pagi ini begitu berbeda.