Lelaki Majemuk

Engkau tidak asing,
tidak juga sendiri
lelaki majemuk.

Bahasamu masih sempurna,
tutur katamu masih seperti dulu
ketika lantang suara membuka mata
waktu azan pertamaku

Engkau masih tersenyum,
tidak pernah kaku
hanya kulitmu mulai memudar
dan peyot punggungmu kentara

Seperti dulu,
sebelum matahari muncul kau telah pergi
dan akan kembali ketika matahari benar-benar mati
untukku, dan semua naunganmu

Kita memang tak serupa,
kadang aku membantah, kadang engkau
masing-masing kita melihat jalan dalam hidup
ada banyak pilihan untuk digenggam

Lelaki majemuk,
tak akan pernah sendiri lagi tak asing
inginku selalu mewarta tentangmu
tentang rinduku yang terus membumbung
bahkan sebelum habis usia.