Hari ini, Sabtu 9 Februari 2008. Di gedung AAC Darussalam, Banda Aceh. Diadakan Bedah Buku yang menjadi Inspirational books of 2007, Buku Laskar Pelangi.
Awalnya 2-3 hari sebelum hari H, aku mengetahui info ini dari Bang Qudri, dia meng-sms diriku memberitakan akan diadakannya Bedah Buku Laskar Pelangi. Awalnya aku tak begitu tertarik, namun sesosok nama Andrea Hirata mampu membuatku mambalik hati. AKU IKUT !
Suasana acara bedah buku santai banget, dan aku baru tahu ternyata seorang Andrea Hirata adalah sosok yang kocak dan murah senyum. Ada kejadian menarik saat sesi berakhir dan kami ke depan gedung (di luar aula pertemuan) untuk session tanda tangan. Aku kira cuma aku saja yang membawa buku untuk ditandatangani, ternyata ada begitu banyak manusia yang berjubel yang haus akan tanda tangan si mr. soft playboy (Andrea Hirata). Aku sempat ditanya sama si ikal, “Dari kedokteran juga ya?” Aku jawab, “Bukan, teknik mesin.” Mungkin karena aku berkacama kuda yah makanya dia berasumsi demikian.
Dari banyaknya tanya jawab tersebut, aku jadi merindukan buku terakhir dari seri Tetralogy Laskar Pelangi: Maryamah Karpov. Andrea berkata bahwa di bukunya tersebut (Maryamah Karpov .red) akan banyak menceritakan tentang sisi keluarganya, tentang ibunya, tentang yang lainnya. Dan aku menjadi antusias, tak sabar menunggu.
Dalam bedah buku juga dikatakan bahwa Laskar Pelangi akan difilmkan. Disutradari oleh Riri Reza dan diproduksi oleh Miles Film. Jujur, disatu sisi aku senang Laskar Pelangi akan difilmkan, namun disatu sisi aku akan kecewa berat. Film membuat imajinasi terhenti, alih-alih aku takut apa yang kubayangkan selama aku berkelana dalam setiap seri dari tetralogy Laskar Pelangi tak akan menjadi seperti itu lagi. Film hanya akan membuat imajinasiku terhenti dan mati. Sama seperti saat ayat-ayat cinta difilmkan, aku kecewa.
Andrea juga berkata-kata tentang Laskar Pelangi in Action. Kepada semua orang yang bertanya tentang Lintang, mungkin di sana anda akan menemukan sosok Lintang.
Pada session tanya-jawab, banyak sekali yang bertanya tentang Lintang, tentang proses bagaimana Laskar Pelangi lahir, dll. Aku pun mengacungkan tangan saat session tanya-jawab dilakukan, namun sayangnya aku tak pernah terpanggil, aku tersisihkan. Alih-alih bertanya tentang Lintang, jika diberi kesempatan untuk bertanya, aku cuma ingin bertanya satu hal kepada sang Mr Soft Playboy, “Bang ikal, bagaimana dengan A Ling?” Cuma itu.
Huff, mau cerita apalagi yah? Oh iya, pada saat bedah buku juga dikatakan bagaimana kondisi penerbitan. Ternyata dunia penerbitan sedang megap-megap. Ironis.
Satu hal yang perlu diingat, Semua royalti dari buku Laskar Pelangi akan disumbangkan kepada Laskar Pelangi in Action untuk pendidikan anak-anak Bangka Belitong. So, DIHARAPKAN UNTUK TIDAK MEMBELI BUKU BAJAKAN !!!