Semakin Membadai

Duhai pagi, mengapa jantungku masih berjalan dengan tiada detak yang seragam.

Semalam engkau bermimpi apa?

Aku lupa. Aku cuma ingat, aku takut bangun ketika pagi tiba.

Mengapa?

Seperti semalam. Aliran rindu datang tak kunjung jemu.

Apakah tentang bidadari ketiga?

Bolehkah aku tidak menjawab?

Cukup katakan YA atau TIDAK!

Ya

Mengapa tidak membuka kata? Katakan kepadanya apa yang engkau rasa!

Aku tidak berani. Aku takut dia kecewa.

Mengapa pula dia akan kecewa?

Karena dia selalu berharap: sesuatu akan indah pada waktunya.

Lantas, jika sesuatu diungkap pada penggal masa, maka akan terbit rasa kecewa? Demikiankah yang engkau rasa?

Aku tidak mengerti. Sungguh tidak mengerti.

Seberapa rindu?

Seperti badai yang menghalau hujan. Dan semakin membadai.