Perempuan dipilih karena kesetiaan dan loyalitasnya.
Lelaki dipilih karena tanggung jawabnya.

Lelaki tampan yang boleh jadi hadir di hadapanmu, datang dengan segala pesonanya, dan engkau jatuh hanyut terlena. Jangan coba engkau berikan cinta, jika dia datang cuma dengan segala pesona tanpa hadirnya tanggung jawab di punggungnya. Perempuan telah banyak menjadi bodoh, dicampakkan, oleh lelaki model begini, yang tidak memiliki tanggung jawab, juga mudah berpaling. Terkadang, mulut mereka semanis madu.
Perempuan cantik yang engkau pandangi itu, berhati-hatilah olehnya. Mungkin saja dia cuma mampu cantik — puji Tuhan yang menganugerahi — namun dalam dirinya tidak tersimpan sedikit pun kesetiaan dan juga loyalitas dalam mencintaimu. Maka wahai pria seluruh dunia, berhati-hatilah. Engkau yang kadang dengan mudah menyayat nadi, mencoba buktikan bahwa dalam tiap tetes darah ada nama mereka. Kebodohanmu tidak akan terjawabkan dengan puas. Tanpa kesetiaan dan loyalitas, para pria cuma menemukan rasa sakit hati yang mendalam. Setia adalah kata kunci, di mana seluruh pria di dunia menjadi aman olehnya.
Perempuan yang patut engkau pilih adalah: “Saat engkau dekat, engkau merasa senang. Saat engkau jauh, engkau menjadi tenang. Tidaklah hirau engkau, dia akan mencelakai hartamu, atau menistakanmu.
Sering sekali, manusia menjadi egois. Orang-orang yang kita tunjuk karena ketidaksenangan kita, sebenarnya juga adalah pribadi yang sama dengan diri kita. Mereka entitas yang bukan “pihak lain“. Mereka adalah kita. Satu kesatuan yang utuh. Sesungguhnya, menyakiti orang lain, berarti menyakiti diri sendiri.
Bukankah kita benci dikhianati? Bukankah kita benci menjadi lacur? Bukankah kita jijik, melihat mereka yang pagi ini tidur bersama seseorang, malam berganti pasangan. Sesungguhnya, di dalam pikiran paling dasar manusia, kita memahami itu. Bahwa kita bukanlah hewan, yang tidak sepatutnya berganti hati dengan demikian cepat. Mampu dikangkangi sedemikian kilat.
Namun mengapa kita tidak jijik saat persona itu adalah diri kita sendiri!
Kita bukanlah babi, yang telah mati rasa cemburu. Maka mulailah memejamkan mata. Hembuskan seluruh ego yang tersisa bersama napas yang berhembus. Buang semua kekotoran dalam diri kita. Ingat kembali segala dasar hewani kita. Apakah kita sebenar-benarnya manusia, atau cuma seonggok hewan yang dikatakan manusia.
Aturan dasar dalam hidup: pelakukan orang lain seperti engkau ingin diperlakukan. Jika engkau menolak untuk disakiti, maka jangan menyakiti. Jika engkau menolak untuk dikhianati, maka jangan mulai berkhinatan. Terkadang, dendamnya anak manusia, melebihi kadar sakit yang pernah mereka rasa.
Temanku, pilihlah mereka yang setia dan memiliki loyalitas tinggi. Tidak cuma menebarkan senyum manis saat engkau dekati, dan mulai menjadi iblis ketika tanganmu telah menyentuh tangan bapaknya. Mereka yang memiliki loyalitas, engkau akan aman bersama mereka, mampu belajar untuk mencintai mereka. Sesungguhnya, belajar mencintai itu lebih indah, lebih bermakna, daripada engkau jatuh cinta cuma untuk sekedar disakiti.
Juga pilihlah mereka yang bertanggung jawab. Mereka yang tidak lari saat engkau sengsara dan terluka, dan cuma mampu tertawa bersama saat kalian bahagia. Hidup tidak selalu tawa. Hidup bukan cuma satu ruang untuk senyum. Sejatinya hidup manusia adalah kumpulan dari berbagai kondisi: senang, susah, sedih, bahagia. Tanpa seseorang yang memiliki tanggung jawab di punggung mereka, yang terjadi cuma ada pelarian-pelarian tanpa menyelesaian.
Tetapi, semua keputusan ada di tanganmu teman. Engkau yang menjalani hidup ini. Engkau yang memilih peran ingin menjadi apa. Engkau yang memutuskan hendak di bawa kemana seluruh langkah kaki. Apakah engkau cukup senang dengan sekedar mendapatkan perempuan yang cantik, atau berharap mampu bahagia dengan mereka yang setia dan memiliki loyalitas serta totalitas tinggi kepadamu.
Ada satu rahasia yang ingin aku berikan kepadamu teman. “Mereka yang mencintai Tuhannya dengan sungguh-sungguh, akan membuatmu bahagia.“