Kepribadian Ganda

Kalau tidak salah, ada beberapa orang yang mengatakan bahwa aku ini memiliki kepribadian ganda. Itu hasil dari pandangan mereka, tetapi tidak bisa seenaknya dicetuskan bahwa seseorang itu adalah seseorang dengan kepribadian ganda. Diperlukan bukti psikologis oleh seorang psikolog atau psikiater.

Menurutku, mereka berpendapat seperti itu karena melihat ulah dan sikapku. Aku yang kadang terlalu baik, kadang menjadi terlalu buruk serta jahat. Mereka melihat aku di dunia maya yang kadang urakan, kadang tanpa sekat dan blak-blakan bahkan bisa dikatakan cenderung tanpa rasa malu.

Sedangkan ketika mereka melihat aku di dunia nyata rasanya berbeda. Kalau mereka mendengar percakapanku di telepon berbeda. Bahkan mungkin ketika sms mereka tiada menemukan aku. Terkadang, di dalam tulisan-tulisanku, si Baiquni itu pun sirna.

Berangkat dari sana mungkin kiranya mereka merasa bahwa aku ini adalah sosok dengan kepribadian ganda. Tetapi mereka salah, orang-orang yang telah mengenalku dengan pasti akan yakin bahwa pendapat mereka salah. Karena mereka bertemu dengan aku dengan sisi yang berbeda.

Bisa dikatakan mungkin aku bukan berkepribadian ganda, namun memiliki sikap yang jauh menyimpang serta bertolak belakang dengan yang lainnya. Jika aku di tempat yang aku tiada mengenal siapa pun, mereka lihat aku ini cool. Jika mereka telah mengenalku, runtuhlah apa yang mereka anggap itu.

Aku tertutup.

Tidak semua yang terjadi aku ceritakan. Namun, aku sangat jarang berbohong terkecuali bualan-bualan saja.

Dulu, sewaktu SMU jika teman-temanku pernah mengingat, aku pernah berkata begini: “aku menyembunyikan suatu kebenaran dengan kebenaran yang lain.

Aku juga tidak ingin dikatakan munafik. Jika aku telah berjanji, sedapat mungkin aku menepati. Jika aku diberi amanah, aku akan menjaganya. Jika berkata, aku tiada ingin berbohong barang sepatah pun (tetapi kalau bercanda, suka berbohong misalnya mengatakan: kamu jelek sekali.).

Aku adalah lelaki seperti pada umumnya, namun aku merasa lebih spesial. Aku bisa menangis jika sedang mencintai, aku bisa terluka jika disakiti. Mungkin kebanyakan kalian berpikir, lelaki tak akan pernah menangis karena cinta, namun aku menangis.

Jika sujudku penuh, aku pun menangis karena menyesali apa-apa yang telah kuperbuat, namun begitu lepas salam, terkadang kekafiran kembali menghinggapi. Itulah alasan mengapa aku tetap ikut liqo. Aku sadar bahwa aku adalah seseorang yang cepat terpengaruh oleh kejahatan, makanya aku harus mengimbangi dengan kebaikan.

Teman-temanku yang baru ikut liqo waktu kuliah, begitu bagus keimanannya. Sedangkan aku yang dari SMU, jauh di bawah mereka. Potensiku menjadi buruk sungguh amat besar.

Aku juga penyendiri. Terkadang lebih suka di rumah seharian tanpa kemana pun. Aku memiliki sedikit sekali teman. Kebanyakan temanku, cuma kutahu tanpa pernah bertatap muka.

Jika sudah mendengar penuturan ini, masihkah berpikir bahwa aku berkepribadian ganda? Kuharap semoga tidak.