Karena Kita Bangsa Indonesia!

Paling Indonesia?!

Jika ditanya apa yang “PALING INDONESIA“, maka akan timbul beribu jawaban yang berbeda. Bahkan bukan tidak mungkin jika jawaban yang datang dapat membuat repot kita semua. Misal, para pesimistis di negeri ini, jika dihadapkan dengan pertanyaan yang sama, maka mungkin saja akan menjawab; “yang paling Indonesia adalah: korupsi, pertikaian antaretnis, kesenjangan sosial, FPI, surga para perokok, atau mungkin yang sedang hangat; menteri kondom!

Mungkin hal di atas adalah segelintir jawaban tentang apa yang Paling Indonesia. Kita memang telah terjangkiti banyak penyakit, namun bukan berarti sebagai bangsa Indonesia kita pasrah dan menjadi pesimis.

Indonesia adalah negeri yang kaya. Indonesia juga memiliki penduduk yang ramah serta terbuka. Kita punya potensi, kita memiliki modal untuk terus berdikarya, karena kita adalah Indonesia.

Tiga ratus lima puluh tahun dijajah oleh Belanda dan tiga tahun setengah oleh Jepang tidak membuat segerap rakyat dan bangsa ini menjadi pesimis, merasa kalah, dan harus menyerah. Di mana-mana gaung kemerdekaan digaungkan. Bangsa Indonesia selalu optimis bahwa ada banyak masa depan yang lebih indah yang bisa direkam oleh anak cucu kita nanti, dan kita menjadi langkah pertama demi kebahagiaan mereka.

Sejak dahulu, bangsa Indonesia terkenal dengan bangsa yang gigih. Logika bagaimana yang mampu menebak, jika ternyata bambu runcing khas Indonesia mampu melawan senjata canggih para penjajah. Seorang analisis mungkin akan langsung berkata bahwa tidak akan mungkin kemerdekaan Indonesia mampu dicapai dengan bermodal bambu runcing, namun kenyataannya adalah mampu! Kita, sebagai bangsa Indonesia memiliki asa sekuat baja, gigih pantang menyerah, dan selalu bahu-membahu menolong sesama.

Inilah yang rasanya kurang pada generasi muda. Kita kehilangan semangat yang telah diwariskan lebih dari empat ratus juta tahun yang lalu oleh kakek moyang kita. Semangat patriotisme sudah mulai terkikis di kalangan bangsa Indonesia, terutama para pemuda. Padahal, semangat pantang menyerah, optimistis, bergairah, adalah khazanah khas Indonesia dan itulah yang menjadi paling Indonesia bagi kita.

Coba lihatlah Aceh! Apa yang kami alami mungkin bagian terberat yang pernah dialami oleh Indonesia. Tahun 2004 silam, empat hari sebelum tahun baru, tsunami menghantam Aceh. Lebih dari 200 ribu jiwa sanak keluarga kami pergi serentak menghadap Yang Mahakuasa. Sebagian dari mereka telah tentram di pemakaman massal, sebagian yang lain mungkin sampai sekarang tidak jelas kuburannya. Pun begitu, kami telah bangkit. Sebagian bagian dari bangsa Indonesia, kami yakin bahwa kami pun mewarisi darah yang sama dengan pendahulu kami. Kami memiliki mimpi, juga tekad membaja. Karena kami mengerti, rasa pesimis sama sekali tidak akan menolong kami dari keterpurukan.

Lampuuk pascatsunami

Bukan cuma tsunami yang melanda Aceh, namun juga perang berkepanjangan dengan rakyat yang menjadi korban. Namun kami tidak pernah pupus oleh semua itu, karena setiap kami masih memiliki mimpi yang cerah tentang masa depan anak-cucu kami kelak.

Mimpi. Tekad. Optimisme. Itulah yang menjadi khazanah khas Indonesia yang selama ini di warisi secara turun temurun, bahkan mungkin lebih dari empat abad silam saat penjajah mulai berdatangan ke negeri kita yang kaya dan penuh dengan sumber daya alam. Mimpi, tekat, serta optimisme pula yang menjadi paling Indonesia sehingga kita tidak pernah menyerah dengan keadaan pada masa lampau. Kita melawan penjajah dengan darah yang telah berjuta tertumpah.

Jadi, jika ditanya kembali “Apakah yang paling Indonesia?” maka jawabannya bukanlah “korupsi, kesenjangan sosial, pertikaian antaragama dan ras!” karena itu semua bukanlah khazanah khas Indonesia. Itu semua hanyalah penyakit yang sedang diidap oleh rakyat Indonesia dan menjadi PR kita bersama untuk menuntaskannya.

Saya yakin kita bisa menyelesaikan semua konflik yang Ada di tubuh rakyat Indonesia, asalkan mimpi-mimpi tentang masa depan Indonesia masih terpatri kuat di dalam dada kita. Kita semua mewarisi kekuatan mimpi, tekad, serta daya juang yang kuat di dalam darah kita sejak empat abad silam dan saya yakin itu semua belum luntur. Episode Mei 1998 memperlihatkan kita bahwa darah itu masih mengalir deras di nadi-nadi bangsa Indonesia.

Jangan Menyerah! Karena kata “menyerah” seharusnya tidak ada di dalam hati dan lidah bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang bahkan pernah menggenggam julukan “macan asia”, tidak sepantasnya kita menyerah kepada penyakit yang menggerogoti bangsa ini.

Sebagai bangsa, kita memiliki modal yang lebih dari cukup untuk bersaing dengan negara-negara yang lain. Tanah kita bagaikan surga. Perut bumi kita melimpah dengan sumber daya alam. Otak-otak bangsa Indonesia pun bukanlah otak dalam kategori bodoh. Ada banyak anak bangsa ini yang telah membuktikan bahwa kita teramat mampu sejajar dengan bangsa lain, bahkan mungkin lebih. Kita terus saja menjuarai olimpiade sains, misalnya. Itu menunjukkan bahwa sesungguh Indonesia itu mampu! Dengan tekad, mimpi, kita pasti mampu bangkit dari keterpurukan yang kita alami ini.

Maka, jika ditanya sekali lagi apakah YANG PALING INDONESIA? Maka ada banyak hal positif yang bisa kita berikan kepada mereka yang bertanya. Saya pribadi, jika ditanya demikian maka akan menjawab: YANG PALING INDONESIA BAGI SAYA ADALAH KAMI MEMILIKI MIMPI YANG BERJALAN DENGAN TEKAD. Sejarah sudah membuktikan, walau 350 tahun dijajah oleh Belanda, Indonesia masih memiliki mimpi yang tidak akan mungkin untuk terjajah. Mimpi untuk merdeka, dan sejajar dengan bangsa yang lain.