Sepi yang Menghujam

Aku sepi menjalar sumsum. Ingin bersamamu hingga akhir zaman. Aku tak kuasa untuk temukan jasad. Maaf, karena cuma sebegini aku mampu cinta.

Kesepianmu adalah kesepianku juga. Kekalutanmu adalah kekalutanku juga. Demikianlah.

Bukankah Tuhan pernah berkata, jika Aku telah cinta maka Aku akan menjadi matamu, Aku akan menjadi kakimu, Aku akan menjadi tanganmu. Sayangnya, aku tak punya kuasa sebisa Tuhan. Aku cuma mampu merasa apa yang engkau rasa. Ketika jenuh melandamu, aku pun rasa. Ketika kekalutan menyertaimu, aku pun ikut gundah. Salahkah?

Baca Selengkapnya