Tuhan Masih Membantu Kami

Suprise! Itulah perasaanku hari ini.

Awalnya ku kira jika merunut dari hari sebelumnya, mungkin kami hari ini tidak akan beraksi menjajah persimpangan di setiap kota Banda Aceh. Terlebih session kedua kemarin gagal terlaksana, namun hari ini setiap session mampu dilalui dengan sukses.

Sepuluh tangan terangkat mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang ikut berpartisipasi. Terima kasih untuk anak-anak KPLI, anak-anak Amiki, dan Acehblogger.

Total dana yang telah terkumpul adalah Rp 4.003.800

Namun yang lebih membuatku semangat adalah, ternyata kami mulai tidak sendiri. Apa yang kami inginkan dari awal mulai tercapai, beberapa pihak terkait mulai melirik Rohingya. Tujuan kami memang tidak fokus ke dana, dana hanyalah sebagai bentuk solidaritas kami.

Baca Selengkapnya

Manusia Perahu Adalah Saudara Kita

Muslim RohingyaPermulaan tahun 2009, pekan kedua bulan Januari dan awal Februari, Aceh kedatangan ratusan tamu luar negeri yang dibuang oleh negaranya sendiri. Sungguh malang nasib tamu yang terkenal dengan sebutan “manusia perahu” ini. Di negeri asalnya disiksa dan dizalimi, di negeri tetangga diusir dan dibuang. Dan sekarang, tamu yang merupakan Muslim Rohingya itu terdampar diperairan Sabang dan Idi Rayeuk, Nanggroe Aceh Darussalam. Akankah mereka akan mengalami nasib serupa dari pemerintah kita?

Manusia tanpa negara

Etnis Rohingya adalah orang-orang tanpa kewarganegaraan yang mendiami kawasan perbatasan antara Myanmar-Bangladesh. Di Myanmar mereka mengalami penganiayaan dan siksaan yang brutal dari rezim junta militer. Inilah yang memaksa mereka menjadi manusia perahu yang berlayar dari satu negara ke negara lain, terutama Thailand, Malaysia dan Indonesia, untuk mencari tempat penghidupan yang lebih baik. Selain Myanmar, Thailand adalah negeri yang paling tidak bersahabat dengan orang Rohingya. Pemerintah negeri yang dulu bernama Siam itu selalu bertindak keras dan kasar bahkan mengarah ke pembantaian.

Baca Selengkapnya