Tadi, di facebook aku melihat ada postingan group pecinta tahajud. Miris, karena aku telah terlalu lama meninggalkannya. Bukan itu saja, puasa senin-kamis pun telah lama tidak singgah dalam hidupku. Redup, aku futur.
Melacak. Aku mencoba meraba, dimana letak salahku hingga takdirku untuk bertahajud dihapuskan Tuhan dalam buku Lauful Mahfuz, buku kehidupan yang berisi takdir alam. Aku mencoba mengeja jejak, kapan terakhir aku tahajud dan puasa.
Memang ku akui, aku terlalu dalam di dalam lubang ke futuran. Terlalu kotor, malah bangga menjadi abu-abu. Menjadi sosok yang netralistis, sosok yang tidak di kiri juga tidak di kanan. Salahnya, aku terlalu minim keimanan.