Kemarin, ada sebuah peristiwa yang berkesan bagiku. Saat itu aku baru pulang dari Hermes Palace Hotel menuju ke kantor walikota untuk memperpanjang KTP-ku. Jam sudah menunjukkan pukul 12 lewat. Aku terhenti di Simpang Surabaya karena lampu merah, tiba-tiba seorang bapak melirik-lirik ke tanganku. Hingga akhirnya dia mencokehku dan bertanya, “sudah jam berapa?”
Aku melihat dia juga menggunakan jam tangan berwarna keemasan, khas jam tangan orang tua, namun akunya bahwa arloji yang dikenakannya telah habis masa, baterainya sudah tidak mampu lagi menghidupkan jarum-jarum jam untuk bergerak.
Saat aku katakan pukul berapa saat itu, kemudian dia lanjut berkata, “sudah mau azan ini.” Saat itu aku cuma mengangguk.
“Saya hendak ke mesjid,” lanjutnya.