Ta'aruf Gagal

Akhir-akhir ini aku kurang begitu perhatian dengan handphoneku. Terlalu banyak orang iseng, entah cuma sekedar misscall, atau sms yang enggak penting. Parahnya, ada beberapa yang misscall aku begitu aku hubungi kembali dia malah diam, tak bersuara dan beberapa lama kemudian mematikan teleponnya.

Kesel. Pasti!

Beberapa waktu yang lalu aku cek handphoneku. Ternyata ada sms dari Anda, kakakku.

Sedih juga. Anda mengabarkan kalau session ta’arufnya gagal. Ada ketidak-cocokan, sehingga diputuskan lebih baik tetap menjalin silaturrahmi sebagai seorang teman dengan pria yang ta’aruf dengannya.

Sedih, itu pasti. Anda sekarang sudah menginjak umur 30 tahun, namun belum juga berkeluarga. Namun, bagiku menikah sekarang dengan keputusan terburu adalah hal yang harus dihindarkan. Aku menghargai keputusan Anda untuk membatalkan ta’arufnya, itu lebih indah daripada memulai karena suatu yang diburukan tanpa mempertimpangkan secara matang.

Mungkin Allah sedang ingin berbicara lain kepada Anda. Aku masih memegang janji Allah, “lelaki yang baik untuk wanita yang baik, dan wanita yang baik untuk lelaki yang baik.

Allah tidak akan pernah berbohong. Aku percaya 100%.

Diantara kakakku yang lain, Anda adalah kakakku yang paling lembut, sabar, telaten walau agak tertutup dan terlihat lemah. Namun Anda keras kepala dibalik kelemahannya itu. Jika sudah memutuskan A maka itulah yang akan diambilnya.

Aku tahu Anda pasti sedih dengan keputusannya ini, terlebih mengingat usianya yang sudah berumur. Namun keputusannya amat sangat kuhargai, dan aku akan selalu berdoa kepada Allah agar memberi jodoh yang terbaik untuknya.

Bagi Anda pribadi, tidak masalah sosok pria yang ingin menikahinya asalkan hanif. Tetapi terkadang ada begitu kuat keinginanku agar jodoh Anda nanti adalah lelaki dari kalangan Tarbiyah. Lelaki yang benar-benar ikhwan, bukan sembarang ikhwan, paling tidak mirip-miriplah kepribadiannya dengan Hidayat Nur Wahid.

Semoga saja Anda mampu mengambil hikmah dari semuanya ini. Toh, kejadian ini, bahkan apa yang kutuliskan ini telah tertulis sedari awal di Lauh Mahfuz. Sudah menjadi ketetapan takdir.

Anda, tegar ya. Mungkin kesedihan Anda saat ini pasti akan terbayar dengan senyuman dikemudian hari, ketika Anda telah menemukan suami yang cocok dengan Anda, baik agamanya, keimanannya, dan mampu membawa Anda, Beni, dan keluarga kita menuju surga.

Kecuali orang-orang yang sabar, dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.” (Q.S. Hud : 11)

Sungguh, pada tiap-tiap sabar itu ada keindahan…