Ta'aruf Gagal

Akhir-akhir ini aku kurang begitu perhatian dengan handphoneku. Terlalu banyak orang iseng, entah cuma sekedar misscall, atau sms yang enggak penting. Parahnya, ada beberapa yang misscall aku begitu aku hubungi kembali dia malah diam, tak bersuara dan beberapa lama kemudian mematikan teleponnya.

Kesel. Pasti!

Beberapa waktu yang lalu aku cek handphoneku. Ternyata ada sms dari Anda, kakakku.

Sedih juga. Anda mengabarkan kalau session ta’arufnya gagal. Ada ketidak-cocokan, sehingga diputuskan lebih baik tetap menjalin silaturrahmi sebagai seorang teman dengan pria yang ta’aruf dengannya.

Baca Selengkapnya

Ta'aruf

Tadi aku baru bercerita tentang seseorang kepada kakakku. “Nda, menurut Anda jika seorang wanita pulang malam-malam jam 10.30 dengan seorang lelaki kira-kira apa pandangan Anda?” tanyaku.

Anda itu emang nama panggilan kakakku, aslinya bernama Nurbariah. Dia kakak kedua ku. Kami semua berempat; kak Iti (Nurfitriani), Anda (Nurbariah), kak Iir (Irhami), dan aku (Muhammad Baiquni).

“Ga bagus. Masa seorang wanita pulang malam-malam, dan dengan seorang pria lagi,” kata kakakku.

“Tapi kan kita ga tahu alasan dia pulang malam-malam, mungkin saja dia memiliki urusan penting sehingga harus pulang larut malam. Dan mungkin karena ga ada yang mengantarnya lagi makanya dia terpaksa pulang dengan lelaki. Tetapi yaaa jika pulang malam-malam itu dianggap tidak baik secara adat ketimuran,” sambungnya lagi.

Aku bertanya seperti itu karena tadi siang sekitar jam 15.00 WIB seseorang berkata padaku tentang seorang wanita.
Baca Selengkapnya