Minggu Terburuk Dalam Sejarah

Aku punya satu kelemahan jika tidak ingin dikatakan penyakit. Aku akan selalu mengantuk jika aku bangun sebelum subuh. Hatta walau aku sudah tidur 50 jam lebih, aku akan tetap mengantuk. Celakanya, hari ini aku bangun pukul 4 pagi, aku juga shalat subuh di mesjid. Otomatis, paginya aku mulai mengantuk lagi.

Ada dua agenda walau aku tidak membalas sms mereka (tidak mengiyakan) tetapi sudah aku tegaskan aku akan hadir. Kadang, aku agak malas untuk bepergian ke suatu tempat, maunya di rumah. Seperti ada lem yang menempel di pantatku jika aku hendak bepergian.

Agendanya adalah rapat kaderisasi di FLP dan pukul 2 harus ke TVRI.

Aku tertidur lagi pukul 8 pagi, setelah makan 2 porsi nasi gurih Rasyid dengan lauk dendeng yang aku beli bersama Ayah pagi ini. Selepas makan itu, aku pun ke kamar karena Ayah memintaku mematikan lampu atas yang masih hidup. Agak malas turun ke bawah, aku pun ke kamar untuk melihat laptop.

Tak terasa, rasanya ingin tidur karena kepalaku agak berat dan mata masih berasap. Ada beberapa masalah yang mengganjal dipikiranku. Aku pun tertidur.

Sayup-sayup, handphoneku berbunyi tanda habis baterai. Aku menyimpannya di dalam laci dan aku set mode diam agar tidak bersuara (kebiasaan baruku). Aku bangun karena sudah azan. Lalu aku cek komputer yang tadi dipakai Anda kakakku, pertama yang aku cek adalah jam. Astagfirullah, ternyata jam di layar komputer menunjukkan pukul 16.10 WIB.

Aku langsung panik. Aku kira itu azan Dhuhur, ternyata itu azan Ashar.

Aku merasa seperti seorang yang sangat buruk. Seseorang ketika berjanji tidak menepati, di beri amanah tidak bisa memegang amanah, dan diberi kepercayaan dia mengingkari. Padahal subuhnya aku shalat jamaah di mesjid dan entah mengapa merasa sangat senang dan bangga, hari ini aku tidak menjadi seorang munafik. Tetapi sepertinya Allah marah dengan sikapku yang demikian.

Ya Tuhan. Apa sebenarnya yang terjadi pada diriku ini?