Hidup Itu Tidak Seperti Bola

Hidup itu tidak seperti bola. Hidup itu seperti trapesium, memiliki wajah yang berbeda jika dipandang dari sisi yang berbeda. Hidup itu unik, yang kita anggap menyakitkan belum tentu adalah rasa sakit. Rasa sakit cuma ada dalam pikiran kita, rasa benci, rasa kesal, emosi-emosi yang meletup itu hanya ada dalam bayangan kita.

Hidup itu anugerah. Walau Tuhan sering berkata, “hidup tak lebih dari senda-gurau,” namun hidup adalah anugerah Tuhan. Hidup adalah cara Tuhan bercanda dengan manusia. Maka tertawalah, karena Tuhan selalu tertawa.

Seorang teman pernah menangis, “Tuhan itu tidak adil!

Dia merasa hidup tak lebih dari seribuan ujian. Tak pernah merasa puas dan tak pernah ingin kalah dengan orang-orang. “Aku terus mengalah, namun mengapa Tuhan terus membuat aku begini?

Setiap manusia juga pernah seperti dirinya, berada dalam puncak kritis yang membentuk palung dalam. Palung yang menyentuh paling dasar sifat kebencian, dan semua kebencian terarah kepada Tuhan.

Hidup dalam cinta juga terkadang membuat manusia paranoid, bahkan mampu mencemburui temannya sendiri. Namun begitulah hidup jika dipandang sebagai sebuah bola, tak ada ruang untuk mengubah pilihan atau mengatur ulang permasalahan.

Hidup dalam perspektif baik-buruk seperti pisau bermata dua, masing-masing memiliki potensi untuk keluar.

Ingatlah kisah Khiddir saat mengajarkan Musa bahwa yang tampak tak seperti kelihatannya. Ada sesuatu di luar sebuah yang buruk. Sama seperti bencana Tuhan yang ditimpakan kepada kaum-kaum terkutuk, memberikan oase baru bagi generasi penerus perjuangan umat.

Bahkan rumput kering yang mati akan menjadi humus bagi kehidupan yang baru.

Cobalah mengerti teman, Tuhan sedang bekerja. Biarkan dia mengalir dalam kehidupanmu tanpa kamu memandang sesuatu secara dualitas. Setiap sesuatu selalu memiliki potensi baik-buruk.

Jika sesuatu yang buruk sedang bekerja, jangan terburu menghujat. Mungkin keburukan itu ada dalam kesalahan kita, namun bisa jadi keburukan itu adalah karunia Tuhan untuk sesuatu yang lebih baik.

Keburukan penjara bagi Yusuf adalah kebaikan bagi keimanan. Penyakit Ayub adalah keteladanan bagi kesabaran.

Teman, ingatlah: HIDUP TIDAK SEPERTI BOLA, DIA LEBIH SEPERTI TRAPESIUM. MEMILIKI SISI YANG BERBEDA JIKA DIPANDANG DALAM SUDUT YANG BERBEDA. CARILAH SUDUT YANG COCOK BAGI DIRIMU DALAM MENERIMA HIDUP, KARENA INI ADALAH ANUGERAH TUHAN.