Apa kamu tahu kalau aku ini tidak bisa berenang?
Aku ingin cerita pengalamanku hari ini belajar berenang. Sesuai janji bang Jalok a.k.a aneaneh minggu yang lalu, dia akan mengajari aku berenang. Awalnya aku ditawarkan ke tempat minggu lalu di Ujong Pucok, namun aku menolak karena di sana tidak bisa berenang. Jadi, akhirnya kami pun bersepakat ke Bayeun, di daerah Leupung sana.
Perjalanan ke Bayeun relatif mudah karena jalanan sudah diaspal semua, hanya ketika masuk ke dalam sedikit agak becek. Tidak seperti di Ujong Pucok yang sepi, di Bayeun sangat ramai. Muda-mudi terlihat di sana, dan di tempat itu juga sudah banyak yang berdagang penganan kecil.
Ketika sampai di sana, waktu telah Ashar. Jadi kami putuskan sebelum berenang untuk shalat dahulu. Karena sangat susah menemukan mushala di sana, maka aku, bang Umam memutuskan shalat langsung di mana kami bisa menggelar sajadah. Bang Jalok sendiri shalat di sebuah mushala kecil berukuran 1×2 m yang terbuat dari kayu.
Sesudah shalat, kami balik ke atas untuk mencari tempat taruh tas. Ternyata ketika kami membeli gorengan, Ibu tempat kami membeli menawarkan kedainya sebagai tempat penitipan tas. Awalnya aku sedikit sangsi dan ragu hendak menitipkan tas, karena di dalam tas itu aku letakkan BlackBerry-ku. Tetapi aku mencoba berbaik sangka saja.
Setelah menitipkan tas dan mengganti baju, kami pun terjun ke pemandian air.
Sebenarnya, tempat pemandian Bayeun itu merupakan bendungan sungai yang sangat indah. Airnya jernih dan dingin sekali seperti es. Di tutupi oleh kerimbunan pohon-pohon gunung yang masih asri dan asli. Bebas polusi dijamin.
Aku memutuskan belajar berenang di sini karena tidak dalam airnya. Sekitar seleherku.
Sesuai janji, bang Jalok mengajarkan aku berenang. Hal pertama yang diajarkan adalah bagaimana cara mengayuhkan kaki dan membuat tubuhku mengapung dengan mengayuhkan kaki tersebut. Cara tersebut gagal!
Aku mencoba sendiri bergaya anjing. Pokoknya mirip anjing gayaku berenang, namun tetap saja gagal. Cuma sekitar 30 detik aku mampu mengapung di air dan berikutnya akan kembali tenggelam. Menyebalkan.
Pertama berenang, dada sebelah kiriku dan perut kiriku sakit. Besar kemungkinan karena aku langsung terjun ke air tanpa didahului dengan pemanasan terlebih dahulu. Begitu terakhir berenang, trisepku pun sakit. Bahkan sekarang masih terasa ngilu.
Pokoknya pelajaran berenang kali ini GATOT !!! Alias Gagal tolol Total.
Sekitar pukul 17.30 WIB, aku mulai tidak kuat lagi. Aku cuma tiduran di sisi bendungan. Banyak air masuk ke mulut, hidung dan kupingku. Ketika air masuk ke kupingku rasanya sakit sekali, berbeda sekali ketika aku mandi. Rasanya seperti menusuk.
Begitu selesai mandi, aku merasa sangat mual. Dan benar saja. Aku muntah. Ada 4x muntahan jika kuhitung. Semua makanan yang aku makan dari pagi-siang dan beberapa risol, pisang goreng, dan tahu isi dikeluarkan semua.
Orang-orang pada melihatku. Tetapi aku tidak ambil pusing. Dalam kondisi demikian, persetan dengan tanggapan semua orang.
Kabar baiknya. Setelah muntah aku sedikit merasa lega dan lebih enakan. Rasa mual yang mendera perutku dan pusing yang berlebihan sedikit demi sedikit lega. Bahkan dalam perjalanan pulang aku sempat-sempatnya membeli sate padang setelah ban motorku bocor.
Benar. Ban motorku bocor ketika pulang, dan kebetulan sekali di tempat tempel ban itu ada orang yang menjual sate.
Hah. Tetapi ini adalah episode belajar berenang yang menyedihkan. Bagaimana tidak? Seumur-umur, mungkin cuma aku yang belajar berenang sampai muntah-muntah. Hahaha…
Menyedihkan bukan?