Kata orang, “kemarau semusim bisa terhapus oleh hujan sehari.”
Sebentar lagi mau musim pemilukada di Aceh, kita saksikan berbagai orang bertarung mengiklankan dirinya bahwa merekalah yang terbaik yang layak dipilih. Dan masyarakat seperti terhipnotis dengan hal tersebut, walau cenderung kebanyakan mulai apatis dengan apa yang terjadi pada negeri ini.
Saat puncak, orang-orang seperti lupa, apa yang telah dikerjakan 5 tahun lewat oleh partai-partai yang mereka pilih. Oleh orang-orang dengan wajah yang terus berganti, namun watak, kelakuan, tingkah laku, tabiat yang tetap sama. Namun, hampir setiap orang lupa. Bahwa kemarau yang mereka rasakan, terhapus oleh hujan iklan kampanye bakal calon yang mengguyur datang.
Begitu pula hal sebaliknya terjadi, “Setitik nila, rusak susu sebelanga.”