Lama aku tak menulis cerita cinta. Kadang, menurut pendapat beberapa orang yang membaca blog ini, jika aku telah menulis cerita cinta, entah itu kesedihan atau apalah, mereka merasa terhanyut dan seperti merasakan apa yang aku rasakan.
Kalau kulihat, tulisanku jarang melakukan ekspolarasi bahasa dan bahkan terlalu verbal. Aku mendikte perasaanku kepada para pembaca, memaksa mereka merasakan apa yang kurasakan dan tidak membuat mereka hanyut dalam lambaian kata-kata. Tapi entahlah, toh yang mampu menilai secara universal adalah pembaca.
Laskar patah hati.
Percaya atau tidak, banyak di dunia ini lelaki yang menjadi prajurit kalah perang. Mereka adalah lelaki-lelaki yang tertusuk hatinya lantas patah. Asa mereka menggelepar. Hati mereka hancur berkeping. Lutut mereka bergetar. Mata menangis. Mereka patah hati.
Aku pernah menjadi bagian dari mereka dan bahkan hampir selalu. Untuk urusan cinta, aku memang selalu kalah, sampai saat ini. Kalau ibarat, aku ini seperti keledai dengan kelamin jantan. Sosok yang selalu jatuh pada lubang yang sama. Lubang itu bernama cinta.