Aku adalah orang yang tertarik dengan hal-hal mistik setiap agama. Yup, setiap agama apapun juga. Seperti aku tertarik dengan hal-hal di luar kewajaran yang dibawakan oleh Walisongo, atau tentang betapa hebatnya perang Mahabharata. Aku pun tertarik dengan kisah-kisah para Santo, juga sama tertariknya bagaimana Budha menemukan pencerahannya.
Bagiku. Mistis yang di luar logika adalah sesuatu mutiara di mana dalam fana aku tidak menemukannya.
Aku pun bertemu dengan mereka yang mengakui bahwa mereka sufi. Menarik! Karena jarang sekali aku bertemu langsung dengan seorang sufi, terlebih yang mengaku-aku sufi. Mereka yang tidak gelap mata dengan dunia dan segala isinya, karena mereka memandang dunia hanyalah sebagai permainan fana.
Sufi yang nyentrik. Aku menemukannya di twitter. Aneh memang, seorang sufi di dunia twitter. Mentwit tentang apa itu sufistik, bagaimana proses dia ikut suluk dan menjalani hidup tasawuf.
Ada poin penting yang aku ingin garis bawahi tentang perjalanan pembelajaran orang tersebut. Ketika seorang mursyid bertanya dengan selembut bahasa, “Tuhan yang mana?” dan dia bercerita bahwa ketika itu pikirannya seperti dikuras habis untuk menjawab satu pertanyaan itu yang bagi kita menganggap enteng. TUHAN YANG MANA?