Ayo Tersenyum!

Senyum itu indah, walau terkadang teramat pahit melakukannya. Apalagi jika sesuatu yang terlalu menyakitkan dada, bahkan ketika engkau menangis. Senyum itu sungguh teramat indah.

Dia menjadi diam, lebih diam dari biasanya. Aku cuma tahu, dia sedang menangis. Begitu pun aku di sini, aku menangis.

Sulit memang rasanya jika seseorang yang kita cintai namun ditolak oleh orang-orang sekitar kita cuma karena mereka belum mengenal dia. Rasanya begitu sesak, bahkan bergalon-galon air mata rasanya tidak juga cukup untuk menutupi seluruh lara yang mendera.

Yang harus kamu pahami bahwa, mereka melakukan itu karena mereka mencintai dirimu. Ribuan kali rasa cinta lelaki itu terhadapmu tiada mampu menggantikan rasa cinta ibumu kepadamu. Ikutilah ibumu, sebelum ucap kata dengan seorang lelaki mengikatmu, kamu masih menjadi milik ibumu. Kelak, ketika ucap kata terikat, baru engkau akan menjadi milik lelaki itu.

Ibumu, ibumu, ibumu, kata sang nabi.

Kamu tiada akan pernah engkau mampu membalas jasa ibumu, bahkan jika dia memintamu kehilangan seribu cinta. Itu tiada akan pernah membalas. Pahami juga wahai engkau yang sedang diliputi lara, Tuhanmu tiada akan ridha jika ibumu tiada ridha.

Kita tidak pernah terlepas memandang sesuatu dari nilai-nilai yang kita pahami.

Episode-episode kehidupan bukanlah suatu rangkaian singkat sebuah perjalanan. Mereka yang telah lebih awal mengenal hidup mengerti tentang itu, bahwa ada nilai-nilai yang harus dijadikan tolak ukur ketika hendak mengenggam tangan seseorang, berjabat tangan dengan kehidupannya.

Ada satu yang tiada akan pernah salah dalam menilai setiap persoalan. Tuhanmu.

Memintalah kepadaNya jalan terbaik bagi deburan hati yang mendera yang tiada kunjung reda. Mintalah kepadaNya jalan dari setiap permasalahan di mana kamu terisak olehnya. Sungguh, Tuhanmu tiada pernah meninggalkan kamu.

Ayo tersenyum! Penolakan bukan berarti usai sebuah perjalanan. Bukankah kita telah banyak tersenyum bersama, mengapa harus menangis pasrah karena cuma penolakan sederhana. Ada banyak jalan untuk diterima; saling memahami, membangun komunikasi, bertatap muka dikemudian hari, dan sebagainya. Ada banyak jalan yang belum ditempuh. Ya, masih ada banyak jalan.

Tersenyumlah. Bukankah Tuhanmu selalu tersenyum, bahkan Dia terbahak ketika engkau memenangi setiap pertarunganmu.

Ayo tersenyum! Kita belum lagi usai.