Menertawai Masa Lalu

Beberapa hari ini aku punya hobi yang unik. Melihat komentar orang-orang di blogku dan melihat tulisan apa yang mereka komentari. Kebanyakan pengunjung di blogku berkomentar tentang tulisanku yang lama, yang lebay, dan menyayat hati.

Menertawai Masa Lalu
http://pipin217.wordpress.com/
Entah kenapa aku merasa geli sendiri dengan masa laluku. Merasa geli, ternyata betapa lebay-nya aku ini.

Salah satu contoh kelebayanku ada pada tulisan “Cinta Itu Berat” — bercerita tentang kisah aku yang patah hati, dulu mungkin saat menuliskannya, membacanya, bertutur tentangnya, hal itu bisa jadi sangat menyayat hati, namun sekarang aku merasa itu terlalu lebay.

Aku mungkin memang kurang mampu menulis hal yang sederhana dengan cara yang sederhana. Misal, aku sedang bahagia dan aku tuliskan saja bahwa aku bahagia. Tidak harus dengan cara mendramatisir keadaan, melakukan antraksi tari-tari India, diiringi musik, di bawah lautan hujan. Harusnya aku bisa menjadi lebih sederhana dalam menyajikan sesuatu.

Aku iri dengan orang-orang yang bisa bercerita secara jernih. Mereka yang tidak menambahkan, melebaykan, atau mendramatisir. Mereka bertutur dengan pure, sebenar-benar penuturan.

Baca Selengkapnya