Baru saja aku berpikir tentang hidup yang seperti untaian benang. Namun, saat berikutnya aku malah berpikir, alih-alih seperti untaian benang, hidup lebih seperti jaring laba-laba. Satu getaran terbentuk, seluruh jaring ikut merasakan. Begitulah cara saat laba-laba mengetahui ada mangsa yang hinggap. Demikian pun kita, hanya saja, terkadang manusia alpa dengan banyaknya jaring yang saling mengikat, mengisi, dan berbagi. Terkecuali mereka yang peka.
Dulu, aku pernah bingung. Membuatku berpikir dengan keras, bagaimana bisa, nun jauh di sana seseorang bisa menjadi temanku bahkan menjadi sangat akrab. Aku runut, ternyata, ada banyak tindakan kita berimplikasi terhadap masa depan.
Hidup ini sesungguhnya hidup. Dia tidak mati. Dia berdenyut, ikut merasakan apa yang terjadi dalam kehidupan. Syahdan, saat kita ikut berdenyut, kehidupanlah yang sesungguhnya berdenyut. Kita, hanya seperti pion, di mana kehidupan mengambil perannya, menggerakkan kita, lantas menuntaskannya.