Entah sejak kapan kebiasaan ini dimulai, mungkin sejak saya menginjak kelas 3 MTsN. Sebuah kebiasaan yang unik mungkin menurut ukuran awam, kebiasaan : BERJALAN MENUNDUK.
Hanya sebuah kebiasaan biasa namun memberi dampak yang luar biasa.
Saya menjadi begitu dingin saat berjalan (COOL kata adik-adik kelas waktu saya menginjak bangku SMU). Bahkan yang lebih parah adalah ada beberapa adik kelas yang menganggap saya ini sombong, padahal sejatinya bukan seperti itu.
Yahh… mulai saat itu saya terbiasa berjalan dengan menundukkan kepala. Bahkan kakak kelas ROHIS di SMU sering mengejek saya dengan kata-kata : “Cari duit jatuh ya Ben ?!â€.
Ah, saya tidak peduli. Terserah kata orang karena hidup adalah hak milik personal dan milik pribadi asal tidak menganggu toh tidak apa-apa, hidup saya bukan milik orang lain tetapi milik saya sendiri. Terkesan egois memang, tetapi itulah hidup. Karena itu adalah arti sebuah KEBEBASAN.
Wanita, ijinkan aku menunduk
Juga entah mengapa jika berjalan lalu berpapasan dengan wanita, ada rasa malu dalam hati ini hingga otomatis membuat saya menunduk.
Kadang saya pribadi merasa diri saya ini aneh, saat dimana teman-teman lain malah jelalatan matanya kok saya malah ga berani yach. Ingin rasanya seperti mereka hidup normal.
Ahh… sudah lah, mungkin jalan menunduk memang menjadi takdir saya atau barang kali jika ditelaah secara mendalam ternyata ada gen jalan menunduk di dalam kromosom saya, hehehe… mungkin saja khan ?!.
Kadang saya berargumen sendiri untuk menutupi kelemahan ini dengan berkata, mungkin saya terlalu menghormati wanita hingga berjalan menunduk. Namun fenomena ini tidak terjadi dengan teman yang telah saya kenal dekat. Malah kalo temen wanita yang sudah terasa akrab saya mudah saja mencandai mereka.
Aneh, yah begitulah seorang Baiquni.
Mudah-mudahan kebiasaan ini dapat saya ambil hikmahnya…
Amien