Pemilu Aceh Di Bawah Ancaman

Habis shalat subuh, di meja ruang tamu aku lihat ada koran Kontras No. 461 Tanggal 30 Oktober – 5 November 2008. Awalnya saya tertarik karena ada berita tentang Syech Puji, seorang yang mengaku kiai yang menikah dengan anak berumur 12 tahun.

Kebiasaan, saya selalu membaca koran atau majalah dari halaman belakang. Dari halaman belakang memang saya temui berita tentang Syech Puji tersebut. Menarik juga membaca kegiatan yang dilakukannya, dan mengatasnamakan Agama sebagai legitimasi tindakan.

Namun begitu menuju ke depan, saya menemukan berita tentang “Pemilu Di Bawah Ancaman“. Lagi-lagi kader PKS diintimidasi oleh kader-kader partai lain.

Baca Selengkapnya

Seseorang itu…

Tadi pagi, kira-kira jam 3.00 WIB aku telpon Apip, dia Sang Novelis Yusaku yang pernah kuceritakan itu.

Entah kenapa, akhir-akhir ini aku suka aja menelepon si Apip. Aku biasanya nelepon dia malam-malam, hitung-hitung saling membangunkan tahajud. Hehehe…

Aku kagum pada karakter Apip, dia seseorang yang kuanggap tangguh, dan luar biasa. Walau tidak mengaku akhwat, namun amat sangat jarang ada akhwat yang memiliki karakter setangguh dia. Puasanya daud, bukan senin-kamis lagi dan saban malam insya Allah dia selalu tahajud. Gimana akhwat yang lain? Iri tidak, padahal Apip tidak ikut haloqah lho

Yang paling menakjubkan adalah, dia bisa menjaga hati yang terkadang akhwat lain tumbang. Hingga sekarang, belum pernah tuh dia menyukai seseorang. Terkadang aku malah meledeknya “abnormal” karena prestasinya tersebut. Malu soalnya karena aku telah berulang kali patah hati… 😀

Baca Selengkapnya