Sebelum Dunia Tertidur

Aku menutup mata namun dunia masih belum juga hendak beranjak pergi. Orang-orang bising dengan hati dan pikiran mereka. Tentang sumpah dan serapah yang mengalir dari jiwa-jiwa yang kering, yang butuh begitu banyak telaga atau ribuan waduk untuk mengenyangkan dahaga mereka. Namun dunia belum juga tertidur.

Mimpi-mimpi terus dipilin menjadi benang lantas berubah menjadi baju. Mereka pakai bagai zirah. Menutupi demi melindungi, namun sejatinya cuma mengikat, menjerat, mematikan bebas jiwa yang sesungguhnya menari tanpa sayap di langit yang jauh dari angan. Melebihi batas impian.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru dan Perubahan

Mereka yang bijak tidak perlu tahun baru untuk berubah

— Muhammad Baiquni —

Tahun Baru 2014
sumber: flickr.com

Seorang teman berkata, dia akan mulai berubah, nanti, tepat setelah letusan pertama kembang api tahun baru ini diledakkan. Ketika riuh terompet di tengah malam pergantian tahun dibunyikan. Saat orang berteriak “HAPPY NEW YEAR!“, ketika mereka bersorak, berlompat, berpelukan. Atau boleh jadi, ketika beberapa orang lebih nyaman menyewa hotel dan melalui tahun baru bersama pasangan. Saat itulah teman saya akan berubah. Demikian janjinya.

Saya menyeringai saat itu. Apakah harus menunggu pergantian tahun untuk berubah? Terkadang kita menjawab: IYA. Butuh momen, seperti butuhnya kita terhadap batu pijakan untuk melompat. Tetapi, tidak harus selalu.

Mereka yang bijak tidak butuh momentum untuk berubah. Setiap detik adalah momentum mereka agar berubah. Begitu menyadari bahwa ada sesuatu yang salah, mereka akan terus melakukan perubahan. Begitu seterusnya, hingga segalanya berjalan mendekati sempurna.

Baca Selengkapnya

Mimpi Yang Aneh

Hari ini saya mimpi aneh sekali. Saya bermimpi hendak berangkat ke mesjid, namun dalam perjalanan mesjid di dekat rumah, saya melihat ombak tsunami yang sangat besar bahkan hingga ke langit. Ketakutan, saya pun mencoba memanjat dinding rumah orang lain.

Aneh, dalam mimpi saya berpikir bahwa saya akan mati terhempas ombak karena dinding yang saya panjat itu tidak begitu tinggi, namun entah kenapa malah saya kemudian berada di atas puncak, dan melihat orang-orang yang shalat di mesjid mulai terhempas ombak. Posisi mereka sedang ruku sebelum ombak menyapu dan membuat mereka terpental.

Sebelum ombak memasuki mesjid, saya mendengarkan seperti ada pertentangan di antara mereka. Lari dari tsunami itu atau melanjutan shalat? Dan dalam mimpi saya melihat mereka melanjutkan shalat hingga kemudian mereka terjungkal oleh air bah tsunami yang teramat dahsyat.

Saat tsunami reda, saya tidak melihat ada bangunan yang hancur. Hanya saja, saya melihat tanah yang pijak begitu sempit. Sebagian telah menjadi air dengan ombak. Seperti melihat ombak di pantai, namun pantainya telah berubah menjadi rumah-rumah.

Saya tidak tahu ini pertanda apa. Saya harap semoga ini bukan apa-apa. Atau mungkin, ada yang tahu apa tafsir dari mimpi ini?

Mimpi Taman Surga

Barusan aku terbangun dari tidur. Aku bermimpi Taman Surga.

Dengan agak malas aku beranjak bangun, kemudian menyeret langkah ke kamar tidur untuk mengambil handuk kemudian mendaratkan langah menuju kamar mandi. Aku mandi, cuci rambut, gosok gigi.

Selesai mandi, aku tidur telentang. Pandanganku mengarah ke langit-langit, namun dalam pikiranku cuma tercatat satu nama: Taman Surga. Ku beranikan diri untuk mengsms dia.

Apa kabar? Baik-baik aja kan

Namun hingga aku menulis blog ini tak ada jawaban dari seberang. Mungkin aku masih terlalu dibenci. Dan aku kebalikannya, aku masih terlalu mencintai. Kadang aneh, jika dipikir hampir 2 tahun kami berjalan dengan arah berbeda, tidak lagi sehati namun mengapa namanya tidak juga lekang.

Baca Selengkapnya